PRAYA – Honor vaksinator penyakit mulut dan kuku (PMK) di Lombok Tengah sudah cair untuk gelombang pertama. Pencairan honorarium vaksinator PMK dilakukan secara bertahap oleh pemerintah pusat. Pencairannya berdasarkan pengakuan pemerintah daerah (Pemda).
“Sudah keluar baru gelombang pertama,” kata Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Lombok Tengah, Taufikurrahman Pua Note pada Radar Mandalika, belum lama ini.
Kenapa, dia menjelaskan karena persoalan honor vaksinator PMK ini sedang diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Ada beberapa item yang harus diperbaiki. Karena, pengajuan permohonan pencaharian honor tersebut dilakukan secara online.
“Beda-beda kabupaten, beda juga cara penanganan,” terang Arman.
Berapa total jumlah honor vaksinator PMK yang sudah cair untuk gelombang pertama itu, Arman tidak menyebut angka pasti. Yang jelas, honor vaksinator PMK ini dihitung berdasarkan jumlah hewan ternak divaksin yang sudah masuk dalam Integrasi Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (iSIKHNAS). Yang mana satu ekor ternak yang divaksin, vaksinator menerima honor sebesar Rp 25 ribu.
Arman menjelaskan proses permohonan pembayaran honor vaksinator PMK. Permohonan pencaharian yang diajukan itu berdasarkan bukti penyuntikan vaksin yang sudah tercatat di iSIKHNAS. Dimana, pembayaran honor nantinya dikirimkan ke rekening vaksinator.
“Masuk ke rekening mereka sendiri,” terangnya.
Kembali dikatakan, pemerintah pusat akan membayarkan honor vaksinator PMK sesuai yang terlapor di iSIKHNAS. “Jadi, kita mengajukan prosesnya itu print sistem, dibuatkan daftar penerimaannya, diajukan ke provinsi. Kemudian provinsi memvalidasi lagi. Baru bisa dicairkan langsung ke rekeningnya,” terang Arman.
Dia mengemukakan jumlah vaksinator PMK di Lombok Tengah itu ada 12 tim dari 12 kecamatan. Di masing-masing kecamatan terdapat satu tim. Dalam satu tim, dikatakannya untuk jumlah petugasnya bervariasi. Tergantung ketersediaan petugas dan juga luasan wilayah.
“Ada yang 11 orang, tujuh orang,” katanya.
Diungkapkan, sudah tidak ada ditemukan kasus baru PMK. Seiring masifnya kegiatan vaksinasi. Untuk mencegah penyebaran virus tersebut. “Kita bersyukur karena PMK yang di Lombok ini, untuk sapi Bali itu tahan sekali terhadap PMK,” tutup Arman.(zak)