WINDY DHARMA/RADAR MANDALIKA MAKIN MAHAL: Harga cabai di pasar tradisional Lobar meningkat, Rabu (8/6).

LOBAR–Harga cabai di pasar tradisional di Lobar sudah merangkak naik. Akibatnya para pembeli menjerit. Berdasarkan penuturan pedagang di pasar, pada 7 Juni lalu harga perkilogram cabai rawit bisa tembus kisaran Rp 90 ribu sampai Rp 100 ribu. “Banyak pembeli yang protes dengan harga itu,” ungkap salah seorang pedagang di Pasar Gerung, Hj Hapni, Rabu (8/6).
Menurutnya harga cabai saat kondisi normal adalah Rp 45 ribu perkilogram. Namun harga cabai naik sejak beberapa hari belakangan ini. Bahkan setiap hari terjadi peningkatan harga. Sebagai pedagang, ia tak bisa berbuat banyak. Ia pun tak berani membeli banyak cabai untuk dijual kembali. “Kadang ndak habis, sudah dua hari ini,” ujarnya.
Selain cabai rawit, kenaikan juga terjadi pada cabai merah besar. Kondisi seperti ini diakuinya tetap terjadi setiap tahun karena kondisi cuaca yang berpengaruh pada tanaman cabai.
“Jadi itu kita ndak berani beli banyak, takutnya turun lagi harganya kayak pagi ini jadi Rp 70 ribu,” pungkasnya.
Sementara itu Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Lobar yang dikonfirmasi tak membantah adanya kenaikan harga cabai rawit. Kondisi itu karena cuaca yang mempengaruhi tanaman cabai para petani lokal. “Kami memang belum bisa mengendalikam kantong-kantong cabai, karena belum ada petani lokal yang dominan memiliki cabai banyak. Justru lebih banyak datang dari luar daerah seperti Malang,” beber Kabid Perdagangan Disperindag Lobar, Abu Bakar.
Ia pun menyebut jika harga capai merah kecil terus merangkak naik setiap harinya. Dari hasil pendataan Disperindag, kenaikannya mencapai 11 persen sejak awal Juni. Dari harga normal Rp 45 ribu menjadi Rp 60 ribu. Terus naik Rp 80 ribu dan terakhir Rp 90 ribu. Sedangkan cabai merah besar dari Rp 40 ribu perkilogramnya naik menjadi Rp 60 ribu.
“Sebenarnya kita punya keinginan setiap pasar itu kita siapkan tempat penyimpanan untuk barang jumlah banyak (cabai) biar tidak cepat rusak, cuma belum bisa,” terangnya.
Pihaknya pun mengaku sulit memberikan jawaban ketika ditanya langkah menekan harga cabai itu. Sebab kondisinya hingga ini Lobar masih mengandalkan petani tradisional lokal. Sehingga ketika kondisi cuaca tak bersahabat maka tak ada stok cabai dimiliki. Sedangkan kebutuhan akan cabai tetap meningkat.
“Berbeda hal dengan kota-kota besar mereka sudah bermitra dengan daerah lain yang penghasil cabainya tetap ada. Sehingga ketika kondisi seperti ini, meraka tatap memiliki stok. Ini yang belum bisa kita lakukan,” bebernya. (win)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 399

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *