MATARAM – Petani jagung di NTB tengah “menjerit”, gara-gara harga jual jagung anjlok akhir ini. Hal ini dibenarkan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB, Muhammad Riadi saat dikonfirmasi Radar Mandalika, kemarin.
“Harganya memang di bawah 5000/kg,” ungkap Riadi.
Riadi mengatakan, harga jagung di NTB saat ini rata-rata di bawah 5.000 disebabkan di NTB khususnya di Pulau Sumbawa sedang panen disisi lain gudang perusahaan yang membeli jagung sudah penuh.
Ditegaskannya, berdasarkan laporan Petugas Informasi Pasar (PIP) yang ada di setiap kabupaten yang bertugas memantau harga produk pertanian, harga masing-masing kabupaten di antaranya, Bima dengan kadar air (17) Rp, 4.200, Dompu (17) Rp 4.200, Sumbawa (17) Rp 4.500, Lotim (16) Rp 4.900, Loteng (17) Rp 4.750 dan Lobar (15) Rp 5.300.
Riadi mengatakan, seperti arahan gubernur solusi dari anjloknya harga jagung pemprov akan melalukan ekspor jagung ke luar negeri. Pemprov NTB akan bersurat ke Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan untuk meminta izin atau rekomendasi ekspor.
“Hasil komunikasi pak gubernur dengan Pak Mentan dan Mendag udah ok, besok pagi kami antar surat pak Gub ke Kementan. Semoga semuanya berjalan lancar,” harapnya.
Sementara, PT. Seger Calabai sudah siap untuk ekspor. Tinggal menunggu izin keluar. “Insya Allah perusahaan udah siap ekspor,” bebernya.
Riadi mengatakan, jika ekspor ini diizinkan, dengan sendirinya jagung yang ada di gudang-gudang perusahaan itu akan keluar dan perusahaan akan melakukan pembelian jagung petani untuk mengisi gudangnya kembali.
“Kalau perusahaan sudah melakukan pembelian jagung petani, Insya Allah harga jagung akan naik,” yakinnya.
Disamping itu, Minggu pekan lalu Gubernur NTB, Zulkieflimansyah memanggil Dinas Perdagangan, Distanbun NTB dan Dinas Perindustrian NTB termasuk juga salah satu pembeli besar yaitu PT. Seger Agro Nusantara untuk mendengar kondisi lapangan harga jagung saat ini.
“Harga jagung murah, satu-satunya cara sementara untuk menyelamatkan jagung petani kita adalah dengan melakukan ekspor ke luar negeri,” tegas gubernur.
Gubernur mengatakan bila kondisi ini di paksa, PT. Seger Agro Nusantara tidak bisa membeli lagi karena memang sudah tidak sanggup untuk membeli lagi. Dijelaskannya, sekarang harga ayam jatuh, sehingga pabrik ayam menurunkan permintaan pada pakan. Permintaan pakan turun menyebabkan mereka menurunkan volume membeli bahan baku seperti jagung.
Oleh sebab itu, pembelian jagung berkurang. Sehingga jagung yang sedang puncak-puncaknya dipanen sekarang tidak akan mampu di serap atau dibeli oleh pembeli jagung seperti biasa.
“Sehingga jagung dari Alas sampai Sape, surplus lebih dari 300 ribu ton. Ini Artinya harganya jagung akan anjlok,” kata gubernur.(jho)