PRAYA – Sejumlah guru PAUD Kecamatan Praya Barat mendapat pelatihan terkait Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM), kemarin.
Kegiatan yang terpusat di aula UPT Pendidikan Praya Barat rencananya digelar selama tiga hari. Materinya pendampingan dan pemanfaatan fitur dan info terkini Kurikulum Merdeka di tingkat PAUD.
Pelatihan dan pendampingan pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar (PMM) untuk Implementasi Kurikulum Merdeka, jenjang PAUD Kecamatan Praya Barat dalam rangka penguatan dan pemahaman tenaga didik di tingkat kecamatan.
Kepala Dinas Pendidikan Lombok Tengah (Loteng), Lalu Idham Halid mengungkapkan, sejak awal yang daftar IKM pada tingkat PAUD dan TK dari tergolong sedikit yakni sekitar 300 lembaga. Namun setelah diskusi dengan jajaran dan sekolah, dengan memberikan pemahaman dan naik hingga angka 900, dan angka Loteng menjadi angka terdaftar tertinggi dibandingkan dengan Kabupaten Lombok Timur (Lotim) di angka 700, dan Lombok Barat (Lobar) di angka 300.
Beberapa arahan dalam PMM ini apabila sudah masuk ke sistem yakni adanya penjelasan yang melalui webinar, ada juga helpdesk tempat bertanya. Kemudian adanya banyak platform mengajar yang dapat digunakan para tenaga mengajar dan lebih leluasa bukan hanya dengan satu metode.
“Jadi di setiap sekolah membuat kelompok atau komunitas, para pengajar setiap minggu melakukan evaluasi setelah anak-anak pulang dan bagaimana skema supaya pembelajaran menarik dan maksimal namun tetap dalam aturan kurikulum,” jelasnya.
Idham juga berharap prinsip gotong-royong harus terus dipupuk dan bersinergi dan kolaborasi dalam rangka menciptakan suasana sekolah yang aman, nyaman dan tenteram.
“Semoga dalam sosialisasi yang digelar di tingkat gugus dan dampingan kemudian secara keseluruhannya kedepannya semakin maju dan meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten Lombok Tengah dalam menggunakan Kurikulum Merdeka ini,” harapnya.
Sementara Ketua Pengurus Kecamatan Guru (PKG) PAUD Praya Barat, Arditianingsih mengungkapkan, kegiatan pendampingan pemanfaatan platform mengajar dalam rangka pendampingan dan pemanfaatan fitur info terkini dari Kurikulum Merdeka.
“Kegiatan ini swadaya dan swadana diikuti 96 peserta PAUD di Kecamatan Praya Barat,” jelasnya.
Adapun beberapa materi pelatihan yang disampaikan meliputi beberapa hal. Mulai dari hari pertama yakni kebijakan pendidikan daerah, aktivasi akun pembelajaran (belajar.id) dan PMM, pemanfaatan fitur Info terkini dan pengaturan, pemanfaatan fitur pelatihan mandiri, pemanfaatan fitur bukti karya, pemanfaatan fitur tentang Kurikulum Merdeka.
Untuk hari kedua yakni pemanfaatan fitur asessmen murid dan penilaian hasil belajar, pemanfaatan fitur perangkat ajar terkait Capaian Pembelajaran (CP), pemanfaatan fitur perangkat ajar terkait modul ajar, pemanfaatan fitur perangkat ajar terkait project penguatan dan pada hari terakhir yakni penugasan-penugasan pematangan.
Pihaknya berharap peserta dapat lebih memahami bagaimana implementasi Kurikulum merdeka yang nantinya dapat dipraktikkan di lembaga ataupun sekolah masing-masing.
Menurutnya, PMM ini hal baru, dimana merupakan kebijakan dari Kemenristekdikti untuk PG PAUD juga maka perlu kegiatan demikian ini merupakan pematangan pemahaman terhadap kurikulum baru ini.
Dikatakan perbedaan Kurikulum 2013 (K13) dibandingkan dengan Kurikulum Merdeka, lembaga dan tenaga pendidik lebih leluasa dalam menentukan pola pembelajaran tidak mengikat.
“Kurikulum Merdeka ini sudah ada fitur pola pembelajaran yang tinggal klik di websitenya, maka tinggal dilaksanakan saja mana yang menurutnya pas,” paparnya.
Kurikulum Merdeka ini merupakan metode paska Covid-19 yang menerpa, hal ini merupakan metode pemulihan pembelajaran sehingga Kemendikbud mengeluarkan kebijakan baru untuk semua jenjang pendidikan dan menjadi opsi satuan Pendidikan dalam proses pelaksanaan Kurikulum merdeka. (tim/adv)