PRAYA– Puluhan pelajar dari SMAN 1 Praya Barat dan SMKN 1 Praya terlibat tawuran usai mengikuti pertandingan futsal di GOR Tastura Praya, Selasa (28/11).
Tawuran itu disebabkan suporter SMAN 1 Praya Barat tidak terima kekalahan sehingga mengejek suporter dari kubu sebelah yang memancing keributan saat pertandingan futsal antar pelajar se-Pulau Lombok. Bahkan video siswa yang saling lempar itu sudah viral di media sosial.
Kasus ini dibenarkan oleh Kasat Reskrim Polres Lombok Tengah (Loteng), IPTU Hizkia Siagian. Dari keterangannya, antar suporter saling kejar dan saling lempar dengan batu sehingga membuat kondisi semakin ricuh.
“Kejadiannya jam 2 siang, kasus ini kami akan memanggil panitia penyelenggara untuk dimintai keterangan,” ucapnya.
Dari informasi yang didapatkan Radar Mandalika bahwa turnamen Futsal antar pelajar se-Pulau Lombok itu belum mendapatkan izin dari pihak kepolisian. Atas kejadian itu maka turnamen yang diselenggarakan oleh Satgas Anti Narkoba Sekolah (SANS) Lombok Tengah terpaksa tidak dilanjutkan.
“Event ini tidak ada izin rekomendasi dari KONI atau PSSI dan kepolisian untuk izin keramaian,” ungkapnya.
Beruntung dalam kejadian itu, tidak ada korban jiwa maupun siswa yang mengalami luka-luka. Seluruh siswa dibubarkan petugas dan kembali ke rumah masing-masing sekitar pukul 15.20 Wita.
Sementara, Kabid Olahraga pada Dinas Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Loteng, Lalu Rusdi mengatakan, terkait izin menggunakan fasilitas GOR Mandalika Praya memang sudah diberikan izin namun harus ditindaklanjuti ke pihak kepolisian untuk izin keramaian.
“Jadi polisi yang menentukan layak atau tidaknya pertandingan futsal tersebut, di kami hanya izin untuk penggunaan GOR saja,” ucapnya.
Surat izin yang diberikan oleh Dikpora lanjutnya, itu sebagai dasar untuk mengajukan izin keramaian ke Kepolisian. Jadi dalam hal ini Dikpora Loteng tidak mengetahui apakah pihak kepolisian sudah memberikan izin ke panitia penyelenggara atau tidak.
“Mereka hanya pinjam tempat saja,” tutupnya.
Sementara itu, Kabag Ops Polres Loteng, AKP Hery Indrayanto saat dikonfirmasi Rabu (29/11) mengatakan, keributan tersebut dipicu lantaran saling ejek antar kedua belah suporter.
“Saat berlangsungnya pertandingan futsal kedua suporter saling ejek sehingga terpancing emosi kemudian mereka saling kejar sampai area luar GOR (areal parkir,red),” ungkapnya.
Atas kejadian tersebut, pihaknya mengerahkan seluruh personil piket fungsi bersama Polsek Praya untuk langsung menuju ke tempat kejadian perkara (TKP) dan membubarkan kelompok pelajar yang terlibat perkelahian. Dan, pihaknya melakukan koordinasi dengan panitia agar pertandingan dihentikan.
“Kemarin pertandingannya kita hentikan dulu sementara demi keamanan dan keselamatan untuk menghindari terjadinya bentrokan susulan antar kelompok suporter yang bertanding,” jelasnya.
Hery juga menambahkan, untuk sementara beberapa pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut sudah dimintai keterangan oleh penyidik dari Sat Reskrim Polres Lombok Tengah. Diantaranya ketua panitia, anggota panitia dan sejumlah suporter (pelajar).
“Kami dari Pihak Kepolisian mengharapkan agar Panitia segera menyelesaikan dan mengurus ijin kegiatan tersebut supaya tidak terjadi hal hal yang tidak kita inginkan,” terangya.
Kemudian sebagai langkah untuk mengantisipasi kejadian serupa, Polres Loteng telah melaksanakan patroli gabungan cipta kondisi untuk antisipasi terjadinya tawuran susulan antar pelajar. Baik patroli mulai dari Kota Praya menuju ke arah seputaran Bendungan Batujai Kecamatan Praya Barat dan seputaran Taman Biao Kecamatan Praya Tengah.
“Polres lombok Tengah akan terus melakukan kegiatan Patroli rutin di jam jam rawan, dari pagi hingga siang saat jam pulang sekolah, dan juga melakukan patroli pada malam hari di beberapa tempat yang diindikasi menjadi tempat tongkrongan anak sekolah untuk antisipasi kejadian tersebut terulang kembali serta gangguan kamtibmas lainnya,” tandasnya. (tim/hza)