PRAYA – Dua tahun terakhir ini, petani tembakau di Lombok Tengah rugi (gigit jari, Red). Harga jual tembakau merosot.
Petani tembakau dari Desa Marong, Kecamatan Praya Timur, Engga mengungkapkan, harga jual tembakau terus merosot drastic. demikian juga hasil produksi. Jika dibandingkan sebelumnya biasa panen hingga 150 kwintal, namun saat ini hanya bisa mencapai 79 sampai dengan 80 kwintal.
“Keuntungan turun sejak 2 tahun terakhir, awalnya untung 100 persen, namun saat ini hanya 50 persen bahkan terparah modal tidak kembali,” bebernya kepada media, kemarin.
Dijelaskan, saat menanam di lahan seluas 30 are, omzet bisa mencapai 30 juta pada tahun lalu, namun kini hnya 10 juta saja. Sementara modal sebesar R 15 juta. “Jelas kita rugi, tapi mau bilang apa,” keluhnya.
Dia berharap supaya pemerintah daerah bahkan provinsi bisa memperhatikan petani di harga. Paling tidak bisa stabilkan harga, seperti tahun sebelumnya. “Kami harap demikian,” harapnya.
Demikian juga disampaikan petani lain dari Desa Janapria, Kecamatan Janapria. Ahmad mengungkapkan, nilai jual tembakau sekarang merosot. Dia memastikan 70 persen petani tembakau di Lombok Tengah rugi tahun ini.
“Rugi sekarang, harga tembakau turun dibandingkan tahun kemarin. Dulu dalam 1 kwintal R 4,7 juta, sekarang Rp 4,5 juta,” ungkapnya tadi malam.
Dia berharap pemerintah mencarikan solusi. Dia melihat pemerintah diam saat ini, tidak ada tindakkan.”Mau bilang apa kalau sudah begini,” keluhnya.(tim)