PRAYA— Penyebaran Covid-19 semakin mengkhawatirkan. Hal itu terlihat dari data Press Release yang dikeluarkan Provinsi NTB beberapa hari ini. Warga Lombok Tengah (Loteng) positif terus mengalami penambahan. Bahkan parahnya, mereka yang positif dari tenaga kesehatan mulai perawat hingga kalangan dokter.
Humas Siaga Covid-19 RSUD Praya, Dr Yuda ketika di konfirmasi sebelumnya membenarkan adanya tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19. Namun itu merupakan resiko pekerjaan karena kemungkinan tertular memang sangat besar. Apalagi, tenaga kesehatan melakukan tugas di RSUD Praya sejak 17 Maret sampai sekarang akhir Mei ini.
“Ini merupakan resiko. Meski memang tenaga kesehatan ini tidak hanya tertular dari pasien saja, namun di masyarakat juga besar,” ungkapnya.
Sementara itu, Direktur RSUD Praya, Muzakir Langkir membenarkan adanya tenaga kesehatan RSUD Praya yang terpapar itu. Bahkan, ada dari kalangan dokter yang terpapar Covid-19 ini.
“Kebanyakan yang terkena adalah dokter dan perawat saja. Tapi mereka sekarang sudah diisolasi di salah satu lokasi yang disiapkan pemerintah,” jelasnya.
Ia menyatakan, untuk memberikan pelayanan pada masyarakat, pihaknya menggunakan dokter yang tidak terpapar. Selian itu, pihaknya saat ini sedang menata ulang jadwal pelayanan kesehatan di RSUD.
“Perlu untuk menata ulang jadwal. Karena memang ada beberapa dokter kita yang terpapar,” ungkapnya.
Terpisah, Plt BPBD Loteng, Murdi yang sekaligus sebagi tim gugus tugas menyatakan, pihaknya hari ini (Kemarin,Red) turun melakukan pengecekan terhadap pelayanan RSUD setelah adanya tenaga medis yang sekarang harus menjalani isolasi karena terpapar Covid-19 tersebut.
“Kalau jumlahnya saya tidak tahu. Tapi hampir belasan tenaga medis yang positif,” ungkapnya.
Kalau untuk penyemprotan disinfektan di area RSUD, sebenarnya itu merupakan kegiatan yang memang rutin dilakukan. Hal ini untuk memutus mata rantai penularan dan mempercepat penanganan Covid-19. Ini bagian dari sterilisasi.
“Semua ruangan yang ada di RSUD dilakukan penyemprotan,” ungkapnya.
Sementara, Ketua Pemuda Pancasila Loteng, Samsul Qomar mengungkapkan, terkait banyaknya tenaga kesehatan yang dari hasil Swab dinyatakan positif, baiknya agar Pemkab Loteng kembali mengatur strategi perang lawan Covid-19 ini.
“Saya menduga tenaga kesehatan Loteng akan menjadi penyumbang tebesar tenaga kesehatan yang posiitif, karena trennya yang terus naik,” jelasnya.
Dengan persoalan ini, tentu meresahkan seluruh tenaga kesehatan yang ada di Loteng karena dokter dan nakes ini tidak bekerja pada satu RS saja. Akan tetapi ada yang di klinik maupun RS lainnya. Sehingga Pemkab perlu memiliki strategi melawan korona ini.
“Kalau secara medis saya tidak faham, karena saya tidak punya ilmunya. Tapi secara politik dan sosial baiknya RS yang ada disterilkan dulu sementara untuk pasien umum dan dilakukan pembersihan total, pengosongan jika perlu beberapa hari saja sampai RS kita dinyatakan betul-betul steril,” jelasnya
Selain itu, pihaknya mendesak Pemkab tidak menghentikan Swab test untuk tenaga kesehatan se- Loteng. Justru jika dihentikan maka akan timbul rasa curiga dan tidak nyaman yang berlebihan antar sesama tenaga kesehatan dan keluarganya.
“Lanjutkan Swab test tidak perlu takut jika positif kita tracking dan isolasi justru kalau kita tidak tahu maka mereka akan terus sebagai carier di masyarakat. Malah nanti masyarakat tidak ada yang berani ketemu perawat atau dokter lainnya. Pemda jangan tutupi ini soal jiwa manusia bukan aib ini upaya pencegahan bagus dilanjutkan,” ungkapnya.
“Naiknya jumlah positif di Loteng bukti bahwa kelonggaran yang terjadi pasca lebaran menimbulkan efek kejut bagi jumlah PDP. Kita memang tidak harus lockdown tapi patuhi protokol korona dan himbauan pemerintah jangan berkumpul dan tidak menggunakan masker,” jelasnya. (jay)