KLU—Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan (Diskoperindag) dan UMKM Kabupaten Lombok Utara (KLU) menemukan adanya praktek rentenir berkedok koperasi. Hal ini berimbas pada masyarakat kecil yang menjadi korban dari oknum rentenir.
Kepala Bidang Koperasi UMKM Diskoperindag UMKM KLU, Aripin mengatakan, beberapa waktu lalu pihaknya sudah melakukan penyelidikan dan menemukan dua rentenir berkedok koperasi.
“Kami berani menyebut mereka rentenir berkedok koperasi lantaran mereka tidak mempunyai dokumentasi yang jelas, plang nama koperasi tidak ada. Selain itu lokasi mereka juga menggunakan rumah kos. Dari sederet temuan itulah yang menimbulkan kecurigaan kami,” ungkap Aripin, Jumat (2/8).
Dikatakan Aripin bahwa dari temuan yang didapat satu bosnya berasal dari Sumatera dan satunya lagi berasal dari Kupang. Saat ini pihaknya sedang mengkonfirmasi dengan pihak Diskop UMKM Provinsi NTB.
“Kami sudah konfirmasi untuk menanyakan kebenarannya, jika memang koperasi tersebut terdaftar atau tidak. Sehingga nantinya masyarakat kita tidak salah memilih saat meminjam pada koperasi,” jelasnya.
Ditambah Aripin bahwa perbedaan koperasi dengan rentenir yaitu rentenir memberikan kemudahan kepada masyarakat yang membutuhkan dana cepat, dengan bunga yang cukup tinggi hingga membuat masyarakat terjerat.
Pihaknya melakukan tindakan berdasarkan laporan dari koperasi lainnya yang merasa curiga adanya indikasi kegiatan rentenir.
Saat ini, pihak Pemerintah Daerah (Pemda) masih mencari para pelaku rentenir tersebut. Karena setelah ketahuan, para pelaku justru menghilang.
“Kami kehilangan jejak, kami coba hubungi orang-orang itu via telepon, tetapi hanya iya iya saja, tidak ada yang datang. Bahkan kami datangkan aparat, karena adanya beberapa kasus disini terkait pemukulan sampai dengan dugaan pembunuhan,” katanya.
Pihaknya pun menduga rentenir berkedok koperasi yang beroperasi di Lombok Utara ada lebih dari dua organisasi yang sudah diidentifikasi saat ini.
“Kami akan coba identifikasi koperasi yang bergentayangan, yang tidak punya izin lokasi operasional,” ungkapnya. (dhe)