PRAYA – Memasuki kebiasaan baru (New Normal) di lingkungan pendidikan, berbagai langkah mulai disiapkan. Baik Dinas Pendidikan maupun Kementerian Agama (Kemenag) halnya sosialisasi beberapa pola yang bisa diterapkan. Diantaranya, pembelajaran tatap muka langsung namun dengan tetap mengikuti protokol dan standarisasi Covid-19. Kemudian dengan belajar pola daring maupun untuk belajar di rumah. Tidak hanya itu, jika harus tetap pembelajaran tatap muka, pola yang akan diterapkan dengan masuk bergiliran setiap minggu atau sistem shift. Hal lainnya juga yang dirancang yakni dengan mengurangi siswa setiap kelas dengan jumlah maksimal 18 orang setiap kelasnya serta mengatur jarak minimal 1,5 meter per siswa.

Kepala Dinas Pendidikan Loteng, H Sumum menuturkan, pihaknya telah melakukan sosialisasi terkait SKB Mentri. Dimana sekolah belum diperkenankan melakukan pembelajaran tatap muka secara langsung. Di sisi lain pihaknya ingin segera melakukan pembelajaran secara normal. Mengingat, banyak keluhan dari orang tua siswa dan siswa terkait belajar di rumah.

“Pola pembelajaran tatap muka masih dirumuskan,” ungkapnya, kemarin.

Sumum menambahkan, kegiatan belajar mengajar akan aktif ketika sudah ditetapkan zona hijau. Itupun harus dapat izin dari Satgas Covid-19 dan pemerintah daerah.

“Skema penerapan normalisasi yakni dimulai pembelajaran tingkat SMA dan SMP, dua bulan kemudian dilanjutkan dengan SD, dua bulan berikutnya baru TK PAUD mulai diaktifkan,” terangnya.

Sementara Kepala Kemenag Loteng, H Jalalussayuthi menyampaikan, kendala yang dihadapi saat ini baik dari keluhan guru dan siswa terkait kuota internet dalam melakukan belajar di rumah. Sementara kondisi saat ini belum bisa melaksanakan tatap muka dan masih dalam masa taaruf siswa madrasah (Matsama).

Lebih lanjut Jalal menyampaikan, pihaknya sedang mempersiapkan normalisasi belajar. Namun ada standarisasi yang harus dipenuhi masing-masing lembaga pendidikan. Seperti menyediakan tempat cuci tangan dengan air mengalir, hand sanitizer, mengatur jarak, menggunakan APD dan tetap melakukan penyemprotan.

“Bagi yang ngeyel pastia akan mendapat teguran dari Tim Gugus Tugas Covid-19,” jelasnya.

Dari 982 lembaga pendidikan di bawah naungan Kemenag Loteng, sejauh ini ada dua pondok pesantren yang telah mengajukan izin untuk aktif kembali.

“Namun santri masuk pondok bukan untuk belajar mengajar, hanya untuk tahfiz dan hafalan.(r2)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 237

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *