MATARAM – Dinas Pekerjaan Umum dan Penata Ruangan (PUPR) membantah dianggap lelet dalam menyikapi kerusakan jalan provinsi baik rusak maupun putus akibat bencana. Plt Kadis PUPR NTB, Leis Nurkomalasari mengaku tetap siaga ketika mendapatkan jalan yang butuh perbaikan segera.

“Kita tanggap terus kok. Yang ruas jalan provinsi di Desa Mekarsari, Kecamatan Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah sedang dikerjakan,” ujar Lies di Mataram, kemarin.

Diakuinya, saat ini PUPR NTB bekerja tanpa anggaran. Namun itu tidak berarti ruas jalan provinsi yang rusak dibiarkan begitu saja. Lies menyampaikan kondisi jalan provinsi tidak saja ada di Pulau Lombok bahkan banyak juga mulai dari Sumbawa sampai Bima.

“Kita lagi carikan uang,” katanya.

Pihaknya berharap satu-satunya yang bisa diharapkan dana Belanja Tidak Terduga (BTT).

“Yang putus-putus ini masih kita ajukan anggaran dana BTT. Ini karena emergensi makanya kita kerja aja dulu,” ujarnya.

Pihaknya telah mengajukan sekian miliar untuk mendanai pekerjaan ruas jalan provinsi yang rusak maupun putus akibat tergerus air.

“Untuk Sumbawa  kita usulkan Rp 4 miliar lebih. Di Bima ada jembatan putus. Belum lagi di Lombok. Kalau sama pengerjaan jembatan bisa sampai Rp 10 miliar (kebutuhan),” jelasnya.

Detail usulan BTT keseluruhan belum diketahuinya. Lies mengaku data lengkap dipegang Sekdis PUPR NTB.

“Di Pak Sekdis semua data berapa jumlah usulan kita. Saya ndak hafal,” katanya.

Namun demikian usulan tersebut sudah diajukan ke Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) NTB.

“BTT sudah kita ajukan untuk kerjakan yang kaitan dengan bencana ini. Sudah kami ajukan ke TAPD. Tapi masih dalam proses pembahasan,” pungkasnya.

Sementara, permintaan masyarakat untuk perbaikan ruas jalan Provinsi NTB di Desa Mekar Sari, Kecamatan Praya Barat, Lombok Tengah (Loteng) yang ambruk belum mendapatkan perhatian serius Pemerintah Provinsi NTB melalui Dinas PUPR.

Lalu Yahya menyatakan, akibat kondisi yang rusak parah, warga rela menggunakan dana swadaya untuk memperbaiki sementara jalan provinsi ini.

Seharusnya, lanjutnya apa yang dilakukan warga ini menjadi tamparan keras bagi Pemprov agar jangan diam melihat kondisi jalan yang merupakan akses strategis bagi warga.

“Karena tidak kunjung dilakukan perbaikan. Sehingga masyarakat untuk sementara melakukan perbaikan swadaya dengan membuat jembatan dengan papan. Agar pengendara roda dua bisa melintas,” ucapnya.

Ia menegaskan, masyarakat meminta Gubernur NTB agar memprioritaskan perbaikan jalan provinsi yang kondisinya rusak parah di wilayah setempat. Hal ini mengingat, selain karena akses utama masyarakat. Namun jalan ini juga merupakan akses utama bagi para wisatawan yang berkunjung ke lokasi pariwisata yang ada.

“Kondisi jalan ini sudah beberapa minggu rusak parah, tidak pernah diperbaiki. Padahal, jalan ini sangat vital bagi warga. Baik warga yang mau ke sawah, pasar, sekolah, puskesmas dan wisatawan yang berkunjung,” imbuhnya.

Tidak itu saja, jalan ini sangat strategis karena menjadi jalan pintas terdekat ke jalur kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika maupun wisata lainya.

“Sehingga bicara prioritas atau urgen, jalan ini paling sangat urgen dan mendesak ditangani,” tegasnya.

Akibat kondisi yang rusak parah, sering kali dikeluhkan warga maupun wisatawan. Pasalnya, akibat jalan tersebut, warga sering mengalami kecelakaan.

“Sering terjadi kecelakaan,” ujarnya.

Pihaknya pun sudah sering kali mengusulkan penanganan jalan ini melalui surat ke Kabupaten hingga Provinsi. Namun hingga sekarang tidak ada progresnya. Tak sampai di situ, pihaknya juga menyuarakan perbaikan jalan ini pada DPRD setempat.

“Sangat kasihan masyarakat kalau jalan ini tidak segera dilakukan perbaikan pemerintah,” tuturnya. (jho/jay)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 203

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *