LOBAR – Prosesi adat sorong serah dan nyongkolan Putra Wakil Bupati Lombok Barat Hj Sumiatun dan H Lalu Daryadi, L Ivan Daryadi bersama istrinya Resty Ramadhaniaty yang digelar akhir pekan (12/2/2023) sangat kental kemegahannya. Acara itu menjadi pusat perhatian masyarakat Mataram, khususnya seputaran Kekalik menuju Perumnas Kelurahan Tanjung Karang Permai.
Bak iringan kerajaan, dua mempelai diarak menggunakan tandu besar yang dipikul puluhan orang. Kemudian di depannya terdapat Jaran Kamput yang mengangkut keluarga dari kedua mempelai. Belum lagi sepuluh grup gendang beleq tampil dan menjadi bagian dari iring-iringan. Bahkan adapula tarian tradisional rudat yang hampir punah.
Rombongan yang mencapai lebih dari lima ribu orang itu bergerak dari depan Museum Negeri Nusa Tenggara Barat (NTB) menuju Gedung Imperial Ballroom Perumnas. Seperti adat asli suku sasak, saat di tengah perjalanan iringan keluarga akan bertemu di pertengahan jalur melakukan sorong serah. Tembang ataupun pantun suku sasak akan terdengar saling bersambut dari kedua rombongan itu.
Tradisi yang begitu asli itu pun menjadi pusat perhatian warga Kota Mataram. Tak sedikit warga kota yang menyaksikan tradisi yang dinilai bagian keluarga kerajaan itu.
Panitia Pelaksana Nyongkolan, Rochidi mengatakan prosesi adat pernikahan Lalu Ivan ini merupakan salah satu upaya mempertahankan tradisi asli adat suku Sasak.
“Dan beliau merupakan tokoh Sasak (bangsawan) sehingga tentu mengikuti adat dan tradisi Sasak, guna menjalankan warisan leluhur kita,” terangnya.
Lebih lanjut dijelaskan Kades Buwun Mas Sekotong itu, prosesi adat sudah dilalui sejak Oktober 2022 lalu. Mulai dari memaling, sejati, selabar, akad nikah, sampai dengan sorong serah dan nyongkolan, Minggu (12/2/2023). Khusus acara prosesi sorong serah dan nyongkolan diikuti peserta sekitar empat sampai lima ribu pengiring. Berasal dari Lobar dan luar seperti Lombok Tengah.
“Karena banyak keluarga dari Lalu Daryadi berasal dari Loteng. Pengiring ini diangkut menggunakan sekitar 300 unit kendaraan. Khusus dari dua kecamatan, seperti Lembar minimal 10 kendaraan yang disiapkan per desa. Sehingga ada 100 kendaraan,” paparnya.
Kemudian untuk Sekotong, para pengiring berasal dari sembilan desa di Sekotong. Disiapkan minimal 100 hingga 150 kendaraan dari swadaya masyarakat. Belum lagi dari kendaraan yang diback-up dari luar. Rombongan berangkat sekitar pukul 13.00 untuk prosesi sorong serah dan selanjutnya rombongan pengantin berangkat pukul 14.00 siang.
Panitia lain, Agus Sutrisman menyebut jumlah pengiring dari kecamatan Lembar sebanyak 1.250 orang. Jumlah kendaraan yang disiapkan 108 roda empat, lima bis, dan mini bus 4.
“Gendang beleq 5 buah,” sebut dia.
Terkait dengan iring-iringan ini, panitia sudah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan di Kabupaten Lobar dan Kota Mataram serta Provinsi NTB. Termasuk aparat kepolisian, Kaling dan lurah di daerah Mataram. (win)