MATARAM – Wakil Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi NTB, Abdul Rauf menyoroti soal melonjaknya harga beras belakangan ini.
Menurut dia, kenaikan harga beras sepekan terakhir ini dinilainya diakibatkan semakin menipisnya cadangan beras lokal. Kenaikan ini pun sempat dikeluhkan masyarakat.
Biasanya, masyarakat membeli beras di kisaran harga Rp 10 ribu per kg. Namun kini harga beras merangkak naik di angka Rp 14 ribu per kg.
“Kalau kita cermati, ini diakibatkan karena cadangan yang tersedia ini semakin menipis,” ujar Politisi Partai Demokrat kepada wartawan di Mataram, kemarin (9/2/2023).
“Atau juga diakibatkan produksi beras kita banyak yang keluar tidak ada pengendalian, sehingga stok dalam daerah semakin menipis,” sambungnya.
Berdasarkan teori ekonomi, kata dia, harga komoditas melonjak naik itu biasanya disebabkan lantaran suplai komoditas itu berkurang atau sudah menipis.
“Itu sudah pasti disebabkan karena stok komoditasnya mengalami keterbatasan sehingga harga komoditas itu mengalami kenaikan,” tegasnya lagi.
Dia juga tak menampik, bahwa kerap mendapat keluhan dari masyarakat soal kenaikan harga beras sepekan terakhir ini.
“Seminggu terakhir ini kita sudah mendengar adanya lonjakan harga beras ini,” bebernya.
Maka dari itu, ia berharap ada langkah antisipasi menyikapi persoalan ini.
“Kita berharap adanya langkah antisipasi, apalagi bulan Maret akan memasuki bulan Ramadan,” harapnya.
Lebih jauh dikatakan Abdul Rauf, tak hanya persoalan kenaikan harga beras, pihaknya juga akan menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan sejumlah OPD terkait. Ini dalam rangka menyikapi berbagai persoalan yang ada. Terutama persoalan yang masuk dalam bidang komisinya untuk dibahas secara bersama-sama. (jho)