PRAYA – Proyek pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Mandalika atau The Mandalika di Lombok Tengah (Loteng) disebut meninggalkan utang sebesar Rp 4,6 triliun. Hingga mengemuka rencana dicoretnya event balap World Superbike (WSBK) di Sirkuit Mandalika menuai pro kontra di tengah masyarakat.
Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Loteng, Andi Mardan pun angkat suara terkait polemik tersebut. “Kalau dilepas kita mau apain, yang pembebasan lahan, membangun dan mengelola kan mereka, maka sejauh mana kita akan kelola seperti BUMN ini,” katanya.
Dia menyarankan agar Pemda Loteng, Pemprov NTB dan ITDC harus duduk bersama guna membahasa polemik tersebut dan mencari solusi yang tepat.
“Ya pemda dan pemprov harus duduk bersama dengan BUMN terkait berbicara persoalan solusi dari hal ini,” katanya.
Soal utang yang rupanya diakibatkan karena event WSBK di Sirkuit Mandalika disebut rugi Rp 100 miliar, hingga ada rencana penghapusan WSBK dari Sirkuit Mandalika. Dikatakan, sebenarnya kalaupun ada utang itu tidak perlu diumbar.
“Maka jangan sampai dugaan kuat kita soal hutang ini hanya cara InJourney lari, dan BUMN ini harus menjelaskan posisi hutang ini di posisi apa dan yang mana. Bahkan Erick Thohir (Menteri BUMN, red) pun menyatakan akan menyuplai. Namun yang menjadi pertanyakan apakah membayar hutang ataupun lainnya,” sentilnya.
“Hutang memang tidak diumbar, namun dengan pemprov dan pemda harus duduk bersama, dan target kita mau dikemanakan, dan jangan menambah mangkrak aset ini,” tambahnya.
Persoalan utang tersebut dianggap pelik. Pasalnya setiap even ITDC mengklaim sukses. Tapi tiba-tiba ada rencana penghapusan WSBK dari Sirkuit Mandalika. “Kita dihadapkan dengan hutang,” katanya.(tim)