LOTIM – Bupati Lombok Timur (Lotim), H Haerul Warisin melakukan panen raya padi di lahan Kelompok Tani (Poktan) Lauk Untas, Desa Wanasaba, Kecamatan Wanasaba, Senin (7/4). Panen raya padi serentak se Indonesia ini dilakukan juga secara daring.
Total ada 14 provinsi dan 156 kabupaten/kota turut serta dalam kegiatan panen raya yang dipimpin oleh Presiden RI Prabowo Subianto. Termasuk Kabupaten Lombok Timur yang menjadi salah satu lumbung pangan asal Nusa Tenggara Barat (NTB).
Pada momen panen raya padi di Desa Wanasaba, Bupati H Haerul Warisin pun mengganjar Poktan dengan memberikan pupuk gratis, untuk luas areal tanam 23 hektare.
“Ini menjadi momentum penting, untuk memastikan ketersediaan pangan dan kesejahteraan petani di Lombok Timur,” kata H Haerul Warisin, Bupati Lotim.
Orang nomor satu di Lotim ini, mengungkapkan rasa syukurnya, atas kondisi tanaman padi di Wanasaba yang tetap kokoh, dan terhindar dari serangan hama. Berbeda dengan wilayah lain, padinya banyak terdampak angin kencang.
“Alhamdulillah tanaman padi di sini (Desa Wanasaba) sangat bagus, rata-rata di angka 7 ton per hektare. Ini luar biasa,” ujarnya.
Lebih lanjut Bupati Warisin memberikan penegasan penting kepada para petani terkait isu anjloknya harga gabah di musim panen ini. Ia memastikan, Bulog siap menampung dan membeli gabah kering petani, dengan harga yang telah ditetapkan, yaitu Rp 6.500 per kilogram.
“Tidak ada alasan Bulog menolak. Gabah kering petani dengan harga 6.500 per kilogram terima di pinggir jalan. Itu wajib Bulog membeli dengan harga segitu,” tegas Warisin.
Bulog tidak memiliki alasan untuk menolak pembelian gabah dengan alasan kekurangan dana. Menurutnya, tugas dan fungsi utama Bulog adalah menyerap gabah dan beras masyarakat sebanyak-banyaknya, sejalan dengan cita-cita Presiden RI untuk mencapai ketahanan dan kedaulatan pangan nasional.
“Tidak boleh lagi kita impor beras. Kita harus berdiri di atas kaki kita sendiri, mampu memenuhi kebutuhan pangan kita sendiri,” imbuhnya.
Bupati Warisin juga menyampaikan apresiasi kepada pemerintah pusat atas perhatiannya kepada Lotim, yang sejak lama dikenal sebagai salah satu penyangga pangan nasional. Pusat juga menyoroti potensi Lotim yang memiliki jumlah penduduk hampir 1,5 juta jiwa, menjadikannya kabupaten terpadat di wilayah Bali-Nusa Tenggara.
“Sangat penting kesadaran masyarakat dalam membayar pajak, sebagai salah satu sumber utama pembangunan daerah. Mengingat keterbatasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Lombok Timur,” katanya.
Kabar baik disampaikan Bupati terkait ketersediaan pupuk. Masalah kelangkaan pupuk yang sering dihadapi petani kini telah teratasi. Ia mengimbau petani yang masih mengalami kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi egera melaporkan data diri ke Dinas Pertanian, agar terdata dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).
“Sebagai upaya peningkatan hasil pertanian, pemerintah daerah juga berencana untuk menempatkan Pendamping Lapangan (PL) pertanian di setiap desa,” jelasnya.
Bupati juga menyoroti permasalahan klasik yang dihadapi petani saat panen raya, yaitu kekurangan buruh penggabah dan minimnya jumlah mesin pemanen (combine harvester), yang menyebabkan tingginya biaya panen.
“Saya berharap, Dinas Pertanian dapat mengusulkan penambahan alat dan mesin pertanian (alsintan) ke pemerintah pusat untuk mengatasi masalah ini,” pungkasnya. (fa’i/r3)