Oleh: Abdus Syukur*

KABAR baik datang dari Pariwisata di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Sektor ini terus menunjukkan perkembangan menggembirakan. Namun  masih banyak kelemahan yang membutuhkan kerja keras dan sinergisitas.

Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) NTB pada Februari 2024, beberapa indikator utama mengalami peningkatan signifikan. Itu menandakan daya tarik yang kuat dari destinasi pariwisata di wilayah ini.

Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Bintang pada Februari misalnya tercatat sebesar 35,40 persen, naik 2,91 dari bulan sebelumnya. Meski mengalami penurunan 2,43 poin dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Non Bintang juga meningkat menjadi 24,53 persen. Naik 4,26 poin. Jumlah ini juga menunjukkan kenaikan sebesar 3,90 poin jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 

Sementara Rata-rata Lama Menginap (RLM), tamu di Hotel Bintang selama 1,89 hari, Hotel Non Bintang 1,62 hari. Keduanya mengalami kenaikan yang menggembirakan.

Total tamu menginap di Hotel Bintang mencapai 75.616 orang, dengan mayoritas berasal dari Tamu Dalam Negeri. Sedangkan di Hotel Non Bintang, terdapat 71.507 orang tamu dengan proporsi yang serupa.

Masih menurut data BPS, kunjungan Wisatawan mancanegara (Wisman) melalui Bizam Lombok pada Februari, tercatat 7.748 orang wisman masuk, menandai peningkatan yang mencolok dari bulan sebelumnya. “Kunjungan tertinggi berasal dari Malaysia, China dan Singapura,” ujar Kepala BPS NTB Drs Wahyudin kepada sejumlah media dalam suatu kesempatan.

Perkembangan ini menunjukkan NTB tetap menjadi tujuan yang diminati baik oleh wisatawan domestik maupun mancanegara. Pemerintah setempat diharapkan terus meningkatkan infrastruktur pariwisata serta memberikan dukungan yang dibutuhkan untuk menjaga momentum positif ini dan meningkatkan kontribusi pariwisata terhadap perekonomian daerah.

Namun perkembangan menggembirakan itu tidak lantas membuat pengemban amanah dan stakeholder salah satu sektor andalan provinsi NTB ini jumawa, lantas berpangku tangan.

Pemerintah melalui dinas terkait masih harus kerja keras dan berinovasi untuk mengundang lebih banyak lagi wisatawan dan investasi sektor pariwisata ke daerah ini. 

Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Provinsi NTB juga mesti ambil bagian. Bersinergi dengan Pemerintah Provinsi dalam hal ini Dinas Pariwisata NTB untuk mengembangkan pariwisata agar menjadi tujuan utama para wisatawan. Serta menemukan solusi yang dihadapi sektor pariwisata daerah ini.

Beberapa kelemahan pariwisata Nusa Tenggara Barat (NTB) yang perlu diatasi untuk memaksimalkan daya tarik dan kedatangan wisatawan.

Di antaranya masih kurangnya Infrastruktur pendukung seperti transportasi. Di bidang transportasi kurangnya konektivitas penerbangan langsung dari kota-kota besar internasional. Begitu juga akomodasi. Ketersediaan akomodasi yang berkualitas dan beragam masih terbatas, terutama di destinasi yang kurang populer.

Bagaimana dengan Promosi dan Pemasaran? Kedua elemen ini juga masih kurang efektif.  Penggunaan teknologi digital juga demikian. Pemanfaatan media mainstream, cetak media digital serta media sosial dalam promosi masih kurang optimal.

Bagaimana dengan strategi pemasaran? Strategi pemasaran pun kurang fokus dan terkoordinasi, serta minimnya kampanye pemasaran internasional yang komprehensif.

Tidak hanya itu, kurangnya pengetahuan dan keterampilan SDM Pariwisata juga masih terasa. Keterampilan tenaga kerja di sektor pariwisata yang masih perlu ditingkatkan melalui pelatihan dan pendidikan yang berkelanjutan.

Bahasa Asing? Keterbatasan kemampuan bahasa asing di kalangan pelaku pariwisata, yang menjadi hambatan dalam berkomunikasi dengan wisatawan internasional.

Bagaimana dengan isu lingkungan dan keberlanjutan. Masalah pengelolaan sampah dan kebersihan di beberapa destinasi wisata. Keseimbangan antara pengembangan pariwisata dan konservasi lingkungan alam yang rapuh.

Kurangnya Kerjasama dan Koordinasi juga perlu atensi. Koordinasi dan kerjasama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat lokal dalam mengembangkan dan mempromosikan pariwisata juga masih kurang. 

Promosi terpadu yang melibatkan berbagai pihak untuk memaksimalkan potensi pariwisata juga minim. Adanya persepsi negatif terkait keamanan di beberapa wilayah, meskipun banyak area yang sebenarnya aman dan ramah bagi wisatawan. Keterbatasan fasilitas medis yang memadai di beberapa destinasi wisata yang lebih terpencil.

Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan ini, diperlukan langkah-langkah strategis seperti peningkatan infrastruktur, penguatan promosi digital, peningkatan kualitas sumber daya manusia, serta upaya konservasi lingkungan yang lebih baik.

Selain itu, kerjasama yang erat antara pemerintah, sektor swasta, dan komunitas lokal sangat penting untuk mendukung perkembangan pariwisata yang berkelanjutan di Nusa Tenggara Barat.

*Anggota BPPD NTB (Periode 2024-2028)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 361

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *