LOBAR—Bupati Lombok Barat (Lobar), H Lalu Ahmad Zaini (LAZ) meminta perakitan alat pengolah sampah nonemisi atau Manajemen Sampah Zero (Masaro) di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Senteluk, Kecamatan Batulayar, diselesaikan dalam waktu dua minggu.

LAZ menegaskan itu kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lobar saat mengecek progres perakitan alat itu, Kamis (11/12). Sejauh ini perakitan alat itu baru mencapai sekitar 85 persen lebih, berbeda dengan Masaro di Pusat Daur Ulang (PDU) Lingsar yang sudah selesai dirakit.

“Saya minta untuk membuat ‘time schedule’; hari ini pasang apa, terus hari berikutnya, biar menjadi acuan. Saya tidak ingin ada pekerjaan tidak selesai,” pinta Bupati LAZ.

LAZ tidak ingin hanya mendengar janji pengerjaan Masaro itu bisa selesai 2 minggu. Namun, harus jelas setiap hari pengerjaannya terukur. Sehingga, terget yang sudah ditetapkan bisa selesai.

“Hari ini tangani apa (pengerjaannya), hari esok apa? Begitu seterusnya. Jadi terukur bekerjanya,” tegasnya.

Sementara Masaro di PDU Lingsar sudah selesai dirakit dan akan segera diuji coba. Sehingga, LAZ ingin Masaro Senteluk itu juga bisa segera beroperasi dan menangani persoalan sampah di Kecamatan Batulayar dan Gunungsari. Terlebih dengan kondisi pembatasan pembuangan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Regional Kebon Kongok. Masaro itu bisa menjadi salah satu solusi dalam penanganan sampah di Lobar karena dapat mengolah sampah 10 ton per hari.

“Kapasitas pengolahan bisa 10 ton per hari dengan waktu kerja sekitar 7 jam. Masih bisa bertambah pengolahannya kalau kita tambah waktu dan tenaga, tapi kita lihat nanti,” ucapnya.

Keberadaan Masaro di kawasan Senteluk ditujukan mengkaver sampah yang dihasilkan di daerah wisata Kecamatan Batulayar maupun Gunungsari. Lebih mengefisienkan waktu dan biaya untuk mengangkut dan membuang ke TPA Regional Kebon Kongok yang jauh. Sama halnya dengan yang di PDU Lingsar yang bisa menyelesaikan masalah sampah di kawasan Lingsar dan Narmada.

“Sehingga tidak perlu diangkut ke TPA, berapa biaya BBM bolak balik dipergunakan. Jadi lebih efisien,” jelasnya.

Strategi Pemkab Lobar adalah mengurangi pembuangan sampah ke TPA Kebon Kongok. Sebab, pengolahan Masaro itu lebih ramah lingkungan dan produk yang dihasilkan berupa pupuk organik.

“Sehingga ke depan angkutan sampah bisa kita kurangi,” ucapnya.

Tidak sampai di situ, LAZ berencana menerapkan kebijakan membayar tarif angkut sampah yang dibawa masyarakat ke Masaro. Sehingga, Pemda tidak perlu mengambil sampah, namun membayar tarif angkut baik masyarakat, kelompok, maupun perusahaan.

“Jadi Pemda membayar, misalnya per ritase. Umpamanya, misal perusahaan A bawa berapa ritase, nanti akan dibayar per bulanan,” ujarnya menerangkan rencananya.

Selain meminta progres perakitan Masaro dipercepat, LAZ juga meminta pihak Dinas mempercepat pembuatan akses jalan menuju TPST Masaro Senteluk itu. Agar tidak lagi melalui permukiman warga.

Sementara itu, Kepala Dinas LH Lobar, Muhammad Busyairi, mengaku siap menindaklanjuti permintaan Bupati. Pihaknya akan terus memonitoring selama dua minggu itu untuk memastikan alat Masaro itu terpasang.

“Seperti arahan Pak Bupati diminta membuat ‘time schedule’ memastikan setiap tahapan berjalan. Sehingga, waktu tidak ada yang terbuang,” ucapnya.

Progres perakitan alat Masaro di TPST Senteluk itu baru mencapai sekitar 85 persen. Baru dipasangnya perangkat listrik untuk mendukung pengoperasian alat itu menjadi penyebab kendala terlambatnya progres perakitan.

Namun, langkah percepatan akan dilakukan pihaknya agar perakitan Masaro itu segera selesai. Bahkan, penambahan tenaga kerja dan lembur menjadi pilihan yang akan diambil pihaknya.

“Supaya target bisa segera tercapai karena listrik sudah terpasang, sekarang kita kebut (pemasangan),” ucapnya.

Terkait akses jalan menuju TPST Senteluk itu, Busyairi mengaku proses pengerjaan juga hampir rampung. Nantinya, akses jalan sekitar 200 meter itu melalui sebelah KUA Batulayar. Sehingga, tidak lagi melalui permukiman warga.

Sedangkan untuk Masaro PDU Lingsar, Busyairi mengatakan jika perakitan sudah selesai. Tinggal penyambungan listrik dan siap diuji coba dan beroperasi. (win)

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *