PRAYA – Musim kering yang berkepanjangan membuat warga di sejumlah kecamatan di Lombok Tengah (Loteng) mengeluh kekurangan air. Bantuan droppig air bersih terus dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Loteng ke wilayah terdampak kekeringan.
Kalak BPBD Loteng, H Ridwan Ma’ruf mengatakan, sejak awal terjadinya kekeringan, data kekeringan hingga saat ini masih pada basis kecamatan. Wilayah yang terdampak kekeringan di Loteng terjadi di Kecamatan Jonggat, Praya Barat, Praya Barat Daya, Pujut, Praya Timur, Janapria. Hingga permintaan bantuan air bersih sudah mulai masuk di Praya Tengah dan Kota Praya.
“Wilayah yang tidak terdampak dan meminta dilayani distribusi air bersih yakni seperti Kecamatan Pringgarata Batukliang, Batukliang Utara dan Kopang,” ungkapnya.
Dikatakan, kalau berdasarkan data permintaan bantuan air bersih, wilayah yang parah terdamlak kekeringan yakni Kecamatan Praya Timur dan Kecamatan Jonggat. “Hal ini berbanding terbalik dengan yang kita prediksi yang bakal permintaan banyak seperti Kecamatan Praya Barat dan Praya Barat Daya tidak begitu banyak,” katanya.
Tercatat sejak 22 Agustus 2023 hingga saat ini sudah terdistribusi sebanyak 212 tangi air bersih. Dengan kapasitas tangki paling aktif yakni tanki Damkar, Bank NTB, BWS, Dinas Sosial dan juga PDAM (tidak masuk hitungan akumulasi BPBD,red).
“Sementara tangki PMI kita standbykan manakala emergancy permintaan diluar data dropping yang telah terjadwal,” katanya.
Untuk persediaan air untuk tangki yang didistribusikan sementara ini hanya mengandalkan sumur bor BPBD. Dimana dari distribusi 212 tangki sumur bor yang ada sudah berkurang debit airnya. Dimana dalam penampungan air mulai agak lama dalam proses full mengingat air sudah mulai agak berkurang.
Kendati demikian, cadangan sumber air lainnya akan diinisiasi pengambilan dari sumber mata air masyarakat, dari pada tidak dapat memenuhi permintaan. Dan, pihaknya berharap pada bulan November mendatang masih tersedia air.
Dikatakan, harusnya BPBD punya tangki untuk mendropping air bersih ke wilayah terdampak kekeringan. Sehingga tidak lagi meminta bantuan dari intansi lain
“Selama ini tidak ada pernah penganggaran pengadaan tangki BPBD, padahal sering kita suarakan melalui OPD dan dewan. Mengingat El Nino ini trend 2-3 tahun sekali pasti terjadi,” jelasnya. (tim)