Mataram,-Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (BP3AP2KB) NTB, Menggandeng sejumlah instansi terkait guna membahas tentang tentang (Kespro) Kesehatan Reproduksi, hal itu dilakukan karena maraknya pernikahan di usia dini.
Kepala Dinas BP3AP2KB Husnandiniati Nurdin Menjelaskan bahwa dengan memahami kesehatan reproduksi ini bisa memberikan efek positif terhadapa pernikahan anak usia dini dan remaja.
“Kita berkeyakinan dengan anak-anak ini memahami tentang kesehatan reproduksi mudah-mudahan dampak akhirnya adalah terjadi pengurangan, atau tidak ada pernikahan anak, itulah sebabnya kami mengundang ada Dinas Kesehatan dan Pendidikan. Kita membicarakan bagaimana agar kedepan materi-materi ini bisa kita susun, mudah mudahan dipahami oleh anak-anak kemudian diberikan kepada remaja di sekolah,” jelasnya.

Hunandiniati menambahkan bahwa apa yang diskusikan adalah soal polanya seperti apa yang akan di gunakan, dan yang akan mememutuskan seperti apa integral ataukah kurikulum itu ada Dinas Pendidikan. Tetapi yang iya lakukan sekarang adalah setelah itu membuat payung besarnya, agar kami masing-masing bisa melakukan tugas dan fungsi, memadukan kemudian menerapkan, terangnya saat di wawancarai di ruang rapat anggrek Kantor Gubernur NTB, pada Kamis, 1/10/2020.

Di tempat yang sama Kepala Dinas Pendidikan Provinsi NTB, H. Aidy Furqan menjelaskan bahwa maraknya pernikahan pra usia remaja, di usia sekolah dan dimasa pandemi ininangaka pernikahan dini sangat meningkat.
Aidy Furqan menjelaskan bahwa sesungguhnya yang di bahas adalah tentang kesehatan reproduksi remaja, yang pada beberapa waktu yang lalu sudah lakukan dengan pola viloting dan sudah dilaksanakan di Lombok Barat, secara khusus bekerja sama dengan dinas Pendidikan dan dinas Kesehatan. Dan upaya itu adalah sebagai upaya pencegahan preventif terhadap pernikahan dini.
“Bahwa usia sekolah itu sangat rentan, usia puber masuk SMP dan masa awal masuk SMA itu sangat rentan karena saat itu mereka mencari idola kalo sudah memasuki masa akhir SMA dan lulus itu sudah bisa memikirkan untuk fokus dan masa depan,” jelasnya.
Dari hasil pertemuan yang melibatkan BP3AP2KB, Mendikbud, Kemenag Lombok Barat kemudian beberapa LSM lembaga mitra yang punya atensi terhadap anak dan perempuan turut hadir dan memberikan masukan. Dari hasil rapat pelaksanaan di sekolah itu, ada beberapa strategi yang akan dilakukan.
AidY Furqan menjelaskan banwa yang pertama namanya integrasi, “dimana integrasi itu mengisi tentang konten reproduksi di mata pelajaran tertentu, seperti biologi di SMA, kalau di SMP IPA. Kemudian diperlukan mata pelajaran agama, integrasi terhadap kepada mata pelajaran olahraga. Sementara opsi yang kedua adalah jika tidak integrasi maka bisa dijadikan sebagai ekstrakurikuler, ekstrakurikuler itu di sekolah sudah ada UKS ada namanya PMR. Saat ini di Lombok Barat sudah memasukkan sebagai mata pelajaran, dan diberi waktu 1 jam pelajaran dalam satu minggu, kalau di mata pelajaran itu dinilai di raport juga harus muncul dan ternyata itu dengan contoh menerapkan dengan pola mata pelajaran,”Imbuhnya.
Langkah-langkah itu akan sesegera mungkin dilakukan harus pemetaan dulu di zona mana, atau daerah mana dan itu perlu dilakukan pendampingan. Selain penyuluhan pendidikan untuk jangka panjangnya termasuk di dunia persekolahan mulai dari SD SMP,SMA sederajat itu yang akan segera di lakukan dengan mengoptimalkan salah satu konten Kesehatan Reproduksi Remaja ini masuk di mata pelajaran yang akan di Optimalkan pada 2021.
“Saat ini yang akan kita lakukan adalah menyadarkan agar anak-anak itu tidak mengambil keputusan untuk menikah dini, maka tadi kami perkuat juga bagaimana penguatan materi itu menambahkan efek dari pernikahan, awal dan melakukan penyadaran dan pendampingan. Kalau menjadi mata pelajaran itu dibolehkan ingat yang sudah ada penerapan ini sudah dicoba selama 1 jam kalau integrasi itu numpang di mata pelajaran yang sudah ada kalau guru seperti agama,” tutupnya (rif)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *