JHONI SUTANGGA/RADAR MANDALIKA Suhardi


MATARAM – Pemilu serentak dipastikan akan berlangsung tahun 2024. Bulan Maret akan berlangsung Pilpres dan Pileg sementara di November 2024 baru berlangsung Pilkada baik gubernur maupun Bupati Walikota di NTB.
Badan Pengawas Pemulihan Umum (Bawaslu) NTB telah memetakan, beberapa hal yang patut diatensi serius dalam setiap tahapan persiapan. “Di antaranya, tata kelola lima kotak yang cenderung rumit, beban kerja penyelenggara yang relatif berat dan tidak proporsional, potensi molornya jadwal penghitungan suara,” ungkap Koordinator Devisi Hukum Data dan Informasi, Suhardi, kemarin.

Potensi masalah yang juga dilihat Bawaslu pengisian form C1 yang kerap berbeda antara saksi dengan yang dimiliki KPPS. Menurutnya, pada kondisi itu kerap membingungkan para pencari kebenaran, sementara KPPS sudah kelelahan oleh berbagai persoalan administrasi lainnya.

“Tantangan berikutnya yakni sistem informasi rekapitulasi yang belum stabil, dan beban pengelola administrasi pemilu terutama KPPS,” sebutnya.

Selanjutnya, jarak antara pemilu dan Pilkada serentak lebih pendek. Suhardi mengatakan hal itu akan membawa dampak terhadap aspek teknis penyelenggara lebih rumit yang lebih rumit. Pemilu dan Pilkada Serentak yang digelar dalam tahun yang sama itu, juga akan membuat kebutuhan logistik membengkak.
Di sisi lain, penyelenggara memiliki keterbatasan SDM dan sarana penunjang untuk sosialisasi kepada pemilih mengenai teknis pencoblosan. Sekalipun pemilihan langsung sudah dilakukan berkali-kali namun faktanya masih banyak warga yang kebingungan teknis penyampaian hak suara.

“Ini penting sekali (semakin digencarkan),” tekannya.

Selain berbagai tantangan di atas Pemilu dan Pilkada Serentak dinilai memiliki dampak positif. Terutama dari sisi efisiensi waktu pelaksanaan pemilihan. Pemilu misalnya, membawa semangat untuk melahirkan pemimpin eksekutif baik itu presiden dan wakil presiden yang mendapat dukungan legislatif. Sehingga pemerintahan dapat berjalan stabil dan efektif.
Sisi positif lainnya, pemilu serentak meminimalkan konflik antar partai dan antar partai pendukung. “Pemilu 2024 harus dapat berjalan sesuai harapan,” harapnya.(jho)

Sementara itu, Ketua KPU NTB Suhardi Soud menyadari banyak tantangan yang dapat timbul di Pemilu 2024. Berkaca dari Pemilu 2019 waktu persiapan yang diberikan untuk KPU selama 2o bulan.
Tetapi waktu itu dipandang masih relatif pendek. Sehingga KPU berharap pemilu 2024 nanti persiapan dapat dilakukan selama 30 bulan. Ini tujuannya supaya pelaksanaannya bisa maksimal. (jho)

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *