KHOTIM/RADARMANDALIKA.ID DULANG: Terlihat iring-iringan sejumlah wanita mengenakan pakaian adat sasak saat hendak membawa dulang makanan ke lokasi sangkep warige, Sabtu kemarin di Sade.

 

PRAYA – Pemerintah Lombok Tengah telah memutuskan jadwal event rakyat bau nyale (tangkap cacing laut, red). Diputuskan bau nyale akan berlangsung dua hari dari tanggal 20-21 Februari 2022. Sementara bulan depan atau Maret tepatnya akan dilanjutkan perhelatan balapan motor kelas dunia MotoGP di Sirkuit Mandalika.

 

Untuk penetapan event rakyat bau nyale digelar melalui Sangkep Warige (penentuan pelaksanan even bau nyale) yang dilakukan oleh para tokoh budayawan bersama para tokoh agama, pemkab bahkan pemprov NTB yang berlangsung di Dusun Ende Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Sabtu kemarin.

 

Ketua Majelis Krame Adat Sasak Lombok Tengah, H.L Suhardi mengatakan dalam melakukan ritual dan musyawarah dengan masing-masing para tokoh budaya yang sudah memahami ilmu perbintangan, kemudian mempunyai sudut pandang yang berbeda berdasarkan hasil pantau dari berbagai titik yang berbeda-beda. Selanjutnya disepakati pelaksanaan bau nyale berdasarkan perhitungan dan pantauan di lapangan ditetapkan 20-21 Februari 2022.

 

“2 tahun terakhir sejak 2020-2021 kita hampir saja offside dalam pelaksanaan bau nyale mengingat pendapat yang berbeda, namun saat ini dipastikan tidak akan ada lagi asumsi pendapat lainnya lagi,” tegasnya kepada media.

 

Adapun keputusan penanggalan event Bau Nyale tahun ini merupakan berdasarkan perhitungan matang baik dari kalender Sasak, Hijriah, Masehi, peredaean bintang, dan tanda -tanda alam maka ditetapkan akan dilaksanakan bau nyale atau bertepatan dengan tanggal 19-20 Rajab 1443 Hijriah. Dalam penentuan ini merupakan kombinasi antara kalender Hijriah, Masehi dan Sasak mengingat merupakan kearifan suku Sasak. Dijelaskannya, lokasi sentral Bau Nyale ditetapkan di satu tempat di Pantai Segar.

 

 

Sementara, Wakil Bupati Lombok Tengah H.M. Nursiah membeberkan potensi pariwisata Lombok Tengah yang telah diakui nasional maupun dunia. Untuk itu harus bersama – sama dijaga dan terus dilestarikan oleh masyarakat.

“Bau Nyale sudah merupakan tradisi nenek moyang kita, maka patut kita syukuri,” kata wabup.

 

Wabup menceritakan, dimana saat itu jelang Bau Nyale selalu dilaksanakan persiapan yang luar biasa. Mulai dari kegiatan Sangkep Warige yang dengan nilai tradisional kebudayaan tanpa meninggalkan nilai religius dengan menghitung dan memetakan ilmu perbintangan, penanggalan dan tanda alam menjadi kode tersirat pelaksanaannya.

 

Sementara, sehubungan dengan sangkep warige hendaknya menjadi pertimbangan sebagai rangkaian kegiatan kaitan kondisi yang masih dalam pandemi covid-19 saat ini.

“Semoga tidak menjadi pro kontra,” harap Nursiah.(tim)

 

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *