IST / RADAR MANDALIKA TINJAU : Sekda Lotim, Kalakhar BPBD dan Kades Tetebatu meninjau langsung bendungan Ulem-ulem yang dikhawatirkan akan jebol total.

LOTIM – Jembatan Ulem-ulem penghubung antara Dusun Orong Gerisak dan Lingkung Baru Desa Tetebatu Kecamatan Sikur Lombok Timur (Lotim), jebol setelah dihantam air. Bahkan sekitar jembatan itu, juga mengalami longsor. Akibatnya, enam dusun terisolir. Yakni Kembang Seri Lauk, Kembang Seri Daye, Lingkung Baru, Lingkung Utara, Lingkung Tengak dan Lingkung Selatan. Jembatan itu ambrol, sekitar pukul 16.00 Wita, kemarin.

Kades Tetebatu, Sabli via ponselnya kepada Radar Mandalika, kemarin menjelaskan, akses sementara yang bisa dilalui masyarakat, melalui Pringgajurang Utara. Walaupun jembatan di Desa Pringgajurang Utara mengalami jebol, namun masih bisa dilalui kendaraan roda dua. Masyarakat harus memutar sekitar 10 kilometer lebih.

“Yang jebol ini jalan sekaligus tanggul bendungan Ulem-ulem seluas 97 are. Ini dulu konstruksi swadaya. Jembatan Koftopa juga jebol,” katanya.

Dengan kejadian ini, Sekretaris Daerah (Sekda) Lotim bersama Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lotim, telah turun ke lokasi bencana. Pemerintah disebutnya sudah merespon bencana ini, kendati belum ada kepastian kapan eksekusi perbaikan jalur yang terisolir.

“Kalau bendungan jebol total, yang dikhawatirkan terkena langsung dampak tumpahan air bendungan ialah Desa Kotaraja dan Loyok,” katanya.

Pada kesempatan itu, pihaknya mengapresiasi langkah cepat diambil pemerintah guna mencegah dampak bencana lebih luas. “Mudahan saja segera perbaiki, karena akses ini paling ramai digunakan masyarakat,” harapnya.

Sementara itu, Sekda Lotim HM Juaini Taofik, langsung memimpin rapat koordinasi melibatkan Camat Sikur, Kapolsek, Danramil, dan Kepala Desa sepanjang aliran sungai Ulem-ulem. Kondisi ini, juga sudah dilaporkan pada Bupati Lotim, HM Sukiman Azmy. Sebab, kondisi tanggul bendungan Ulem-ulem sangat mengkhawatirkan.

Jika hujan turun dengan intensitas besar, dikhawatirnya akan berdampak pada dua desa hilir, yakni Desa Kotaraja dan Loyok.

“Untuk kepentingan pengamanan warga, kami minta pemerintah desa membuat imbauan untuk masyarakat sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Tetebatu sampai Loyok, untuk mengurangi aktivitas di aliran sungai tersebut,” perintahnya. (fa’i/r3)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 489

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *