LELET: Seorang guru sampai naik di gapura sekolah

PRAYA – Absensi mobile melalui aplikasi Sistem Informasi Absensi dan Presensi (SISENSI) untuk guru PNS dan PPPK di Lombok Tengah (Loteng) mulai diberlakukan sejak Selasa (1/8). Namun dalam praktiknya banyak kendala, salah satunya loading cukup lama yang membuat para guru lelet absensi. Sehingga banyak cara dilakukan antara lain ada yang memanjat pohon, dan naik di atas gapura sekolah untuk bisa berhasil melalukan absen tersebut.

Salah seorang guru di Kecamatan Batukliang Utara yang enggan disebutkan namanya menilai jika absensi mobile untuk guru PNS dan PPPK di Loteng berpotensi menjauhkan pendidik dengan peserta didik. Pasalnya, guru terkesan hanya fokus untuk melakukan absensi mobile di pagi hari karena terkendala loading cukup lama.

“Kendala pagi, tidak bisa menertibkan siswa baris berbaris, berdoa, literasi numerasi,” katanya pada Radar Mandalika, kemarin.

Sementara anggota Komisi IV DPRD Loteng, Legewarman mengungkapkan, pihaknya berencana memanggil pihak dinas terkait untuk mempertanyakan dasar penerapan absensi mobile untuk guru PNS dan PPPK. Mengingat pada Selasa, penerapan absensi mobile dalam praktiknya terdapat kendala, yakni loading cukup lama yang membuat guru lelet absen.

“Kan kasihan guru-guru yang sekolahnya di pelosok tidak ada sinyal, black spot, maka dia ada yang naik ke pohon. Maka kalau memang ini belum siap (penerapan absensi mobile), untuk apa?,” katanya.

Politisi PBB ini menegaskan, penerapan absensi mobile ini perlu dievaluasi. Untuk itu, pihaknya di dewan akan memanggil organisasi perangkat daerah (OPD) terkait untuk bersama-sama mengkaji aturan tersebut. “Perlu kita evaluasi. Karena kalau kita mau paksakan aturan ini jangan-jangan nanti guru hanya sibuk untuk absensi saja,” tandas-nya.

Di sisi lain menurutnya, penempatan guru di Loteng masih amburadul. “Ada yang dari Praya Barat Daya ditugaskan di Batukliang Utara, misalnya. Kalau dia harus hadir misalnya jam 7 (07.00 wita), sedangkan dari sana (desa asal) perjalanan dua jam kan kasian. Terus aplikasinya (SISENSI MOBILE) lelet, inikan masalah,” kata Lege memberi gambaran.

Lebih lanjut, Lege juga angkat bicara terkait masalah oknum staf BKPSDM Loteng inisial LM dengan guru. Di mana, LM menyebutkan guru sebagai penyumbang kerugian yang cukup besar. Statemen tersebut disampaikan melalui percakapan whatsapp dengan salah seorang guru di Kecamatan Janapria inisial K, pada Selasa (1/8).

Percakapan itu bermula saat K bertanya kepada LM melalui whatsapp. Mengingat pada Selasa, penerapan absensi lewat aplikasi SISENSI Mobile dalam praktiknya terdapat kendala, yakni loading cukup lama yang membuat guru lelet absen. Namun LM membalas pertanyaan dengan jawaban yang dinilai sangat melukai hati dan perasaan. Hal inilah yang membuat para guru menjadi geram.

Menurutnya Lege, wajar kemudian para guru merasa tersinggung dan beraksi. “Maka perlu bagi pak Sekda untuk melakukan pembinaan ASN yang ada di dinas-dinas ini supaya jangan asal sok dia statemen seperti itu,” katanya.

Kendati LM telah menyampaikan permohonan maaf secara terbuka di hadapan ratusan guru yang berkumpul di Aula Gedung PGRI Loteng, Rabu (2/8), yang langsung disaksikan oleh Sekda Loteng, H Lalu Firman Wijaya didampingi Kepala BKPSDM Loteng, L. Wardihan Supriadi, serta seluruh jajaran pengurus PGRI Loteng. Namun guru menuntut agar LM dimutasi.

“Hanya sekedar pembinaan itu harus. Tapi kalau mutasi apalagi pemecatan inikan tidak menyelesaikan masalah,” kata Lege memberi saran. (zak)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 1053

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *