LOTIM – Jelang memasuki musim hujan, Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Lombok Timur (Lotim), melakukan antisipasi atau siaga bencana alam. Kemarin, tim gabungan dari Polri, TNI, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lotim, dan unsur lainnya, melakukan apel kesiapsiagaan mengantisipasi terjadinya bencana melanda di Lotim.
Dalam apel yang berlangsung dihalaman Kantor Bupati Lotim tersebut, Bupati Lotim melalui Sekretaris Daerah (Sekda) HM Juaini Taofik, saat menyampaikan amanat Kapolda NTB Irjen Pol M Iqbal, menjelaskan, Intensitas dan kompleksitas bencana saat ini, dinilai tidak saja telah menimbulkan korban jiwa. Tetapi juga kerugian material yang sangat besar. Bukan itu saja, bencana juga berdampak terhadap aktivitas dan produktivitas masyarakat. Utamanya, keberlangsungan dunia usaha dan mata pencaharian masyarakat.
Seperti disampaikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) NTB, NTB secara umum sudah memasuki musim penghujan. Puncaknya, diperkirakan terjadi pada November 2020, hingga Februari 2021 mendatang. Bahkan, BMKG juga memperingatkan potensi hujan lebat dan angin kencang. Serta, bencana alam lainnya, termasuk tanah longsor akibat letak geografis.
“Dampak bencana alam itu banyak. Secara sosial, bisa menimbulkan kerugian ekonomi,”katanya.
Karena itu lanjut Juaini, dibutuhkan langkah-langkah antisipasi penanggulangan secara nyata. Baik dalam bentuk kesiapan personel, dan sarana prasarana yang akan digunakan dalam penanganan bencana alam diwilayah ini. Hal itu menurutnya, sebagai bentuk kehadiran negara di tengah-tengah masyarakat dalam setiap bencana.
“Kapolda menekankan, sudah sepatutnya semua pihak tanggap terhadap perkiraan terjadinya bencana. Siap siaga, serta bersinergi sampai tingkat terbawah, guna meminimalisir dampak yang ditimbulkan,”pungkasnya.
Untuk diketahui, Lotim sendiri sejak tahun beberapa tahun lalu, mendapat ujian bencana alam secara beruntun. Mulai dari banjir bandang melanda Kecamatan Sambelia, Keruak dan Jerowaru, gempa bumi, hingga sekarang pemerintah menetapkan bencana non alam Corona Virus Disease (Covid-19). (fa’i/r3)
