CEK TKP : Kanit Reskrim Polsek Suralaga bersama Kapolsek dan personel lainnya disaksikan sejumlah tokoh masyarakat termasuk pihak pengasuh Ponpes, saat melakukan olah TKP, kemarin.

LOTIM — Santri Pondok Pesantren (Ponpes) Unwalul Falah NW Paok Lombok Kecamatan Suralaga Kabuapten Lombok Timur (Lotim), meninggal tersengat listrik. Setelah tidak sengaja memegang kabel listrik mesin dinamo air, saat berwudhu bersama teman-temannya. Kejadiannya, sekitar pukul 05.00 Wita subuh, kemarin.

Korban bernama Said Zamzami Al Qasni, 14 tahun, asal Pedaleman Gubuk Bangket Desa Dasan Lekong Kecamatan Sukamulia Lotim. Kejadiannya, ketika itu sekitar pukul 05.00 Wita, korban yang sedang mengenyam pendidikan di pesantren yang menjadi Tempat Kejadian Perkara (TKP) hendak berwudhu bersama dua orang temannya, yakni Alfian dan Zohari, untuk menunaikan salat subuh berjamaah. Tempat wudhu berhubungan langsung dengan sumur dan di atasnya terdapat mesin pompa air. Korban tanpa sengaja memegang kabel listrik mesin air.

Sontak korban langsung tersengat aliran listrik dari kabel mesin pompa air tersebut. Kedua temannya yang berada di TKP, berusaha menolong korban, dengan cara memutuskan kabel listrik mesin itu. Oleh pengasuh ponpes, kemudian berusaha melarikan korban ke Puskesmas Kerongkong, untuk mendapatkan medis. Namun sayang, setelah mendapat perawatan medis, nyawa santri ini tak tertolong dan dinyatakan sudah meninggal dunia.

Polsek Suralaga yang mendapat informasi dari masyarakat dan pengasuh Ponpes pencetak para hafiz itu langsung terjun menuju TKP. Hasil pemeriksaan awal di TKP, di tubuh korban terdapat luka lecet pada telapak tangan kiri korban. Personel Polsek Suralaga yang dipimpin IPTU Nicolas Oesman, juga menemukan kabel listrik mesin pompa air yang sudah terputus. Sementara tanda-tanda kekerasan ditubuh korban, tidak ditemukan. TKP kemudian dipasangkan garis polisi.

Hasil pemeriksaan awal Polisi, diperkuat dengan hasil pemeriksaan luar dilakukan tim medis Puskesmas Kerongkong yang menerangkan, bahwa terdapat luka lecet pada bagian telapak tangan kiri korban. Termasuk menerangkan tidak adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.

Kapolres Lotim, melalui Kasubbag Humas, IPTU Lalu Jaharudin menyebutkan, proses dalam penanganan kasus ini, telah dilakukan sesuai prosedur. Sejumlah saksi yang mengetahui kejadian, sudah diminta keterangan. Pihak keluarga korban menyatakan menerima kematian korban dan dianggap sebagai musibah. “Keluarga korban tidak keberatan karena menganggap sebagai musibah dan menolak untuk dilakukan otopsi. Jenazahnya telah diserahterimakan pada pihak keluarga,” tegasnya. (fa’i/r3)

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *