Penyebaran virus korona yang berawal di Wuhan, Tiongkok, sudah mengkhawatirkan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan sudah mengumumkan bahwa virus korona sebagai darurat kesehatan masyarakat internasional. Seperti diketahui, hingga Jumat (31/1) malam WIB, sebanyak 213 orang di Tiongkok meninggal akibat virus korona. Sementara itu, 10.000 lebih penduduk di seluruh dunia terinfeksi.
Hal tersebut membuat sejumlah negara melakukan kebijakan terkait penerbangan internasional. Beberapa negara mulai menangguhkan bahkan menutup sementara rute perjalanan maskapai penerbangan mereka menuju Tiongkok. Bahkan, ada yang menangguhkan perjalanan dari dan ke Tiongkok.
Dilansir dari Reuters, Jumat (31/1), Singapore Airlines Ltd mengatakan akan mengurangi kapasitas beberapa rute ke Tiongkok pada Februari menyusul peningkatan skala epidemi virus korona. Pemangkasan itu termasuk penerbangan ke Beijing, Shanghai, Guangzhou, Shenzhen, Chengdu, Xiamen, dan Chongqing.
Sementara, maskapai penerbangan berbiaya rendah milik Singapore Airlines, Scoot, menyatakan mereka akan menangguhkan penerbangan ke 11 kota di Tiongkok dari awal Februari hingga akhir Maret. Selain itu, mereka juga akan mengurangi frekuensi ke delapan tujuan di Tiongkok lainnya.
Di Turki, Turkish Airlines juga menangguhkan penerbangannya ke Tiongkok. CEO Bilal Eksi mengatakan di akun Twitter-nya bahwa penerbangan yang dijadwalkan untuk empat tujuan yakni Beijing, Guangzhou, Shanghai, dan Xian, telah dibatalkan hingga 9 Februari.
Sementara itu, dari negara Asia lainnya, Pakistan menghentikan penerbangan menuju dan dari Tiongkok. “Kami menghentikan penerbangan ke Tiongkok sampai 2 Februari,” kata pejabat badan penerbangan Abdul Sattar Khokhar seperti dilansir Reuters.
Dari Benua Afrika, Kenya Airways dan RwandAir, pada Jumat (31/1), menyatakan telah menangguhkan seluruh penerbangan dari dan ke Tiongkok hingga pemberitahuan lebih lanjut. “Kami telah menangguhkan sementara semua penerbangan ke dan dari Guangzhou mulai Jumat hingga pemberitahuan lebih lanjut,” beber pihak maskapai itu dalam sebuah pernyataan.
Transportasi udara antara Afrika dan Tiongkok telah meningkat pesat dalam 20 tahun terakhir. Itu seiring dengan tumbuhnya hubungan perdagangan, sosial, ekonomi, politik, dan budaya antara Afrika dan Tiongkok. Kenya Airways mengoperasikan satu penerbangan setiap hari ke Guangzhou melalui Bangkok. Sementara, RwandAir mengoperasikan tiga penerbangan seminggu ke Guangzhou.
Sementara itu, di Amerika Serikat, para pilot dan pramugari menuntut maskapai menghentikan sementara penerbangan ke Tiongkok usai WHO menyatakan keadaan darurat global akibat wabah virus korona. Pilot-pilot dari American Airlines bahkan menempuh jalur hukum agar maskapai mereka segera menangguhkan rute penerbangan ke Tiongkok.
Pemerintah AS sendiri sebenarnya telah menyarankan agar warganya tidak melakukan perjalanan ke Tiongkok. Namun, hal itu dirasa masih kurang oleh para pilot yang tergabung dalam Allied Pilots Association (APA). Dalam tuntutannya, mereka mengatakan cemas dengan ancaman kesehatan serius yang disebabkan oleh virus korona.(jpn)