Sahnan. (HAZA/RADAR MANDALIKA)

LOTENG— Kepala SDN 6 Penujak, Sahnan memberikan klarifikasi soal simpang siurnya informasi seputar dugaan  penggelapan dana bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) reguler. Kepala SDN 6 Penujak Praya Barat, Sahnan membantah tegas bahwa itu tidak benar.

Awalnya, dugaan ini mencuat setelah Koordinator Kompas NTB, Paesal Prandana, menerima laporan dari salah satu wali murid terkait pencairan dana yang tidak pernah diterima oleh siswa maupun orang tua.

“Proses pencairan dana PIP dicairkan secara individu oleh orangtua masing-masing siswa. Dalam hal ini tidak ada intervensi dari pihak sekolah dalam pencairan apalagi sampai menggelapkan,” tegasnya.

“Saya juga kaget ada siswa kami (inisial NA,Red)  bantuan PIP saldonya kosong di rekeningnya padahal siswa yang lain cair semua. Merasa dituduh melakukan penggelapan saya pun membantunya untuk mengecek di bank penyalur BRI Unit Penujak Batujai dan petugas bank juga tidak tahu,” kata dia.

Karena sudah ada bukti rekening koran yang dicetak bahwa ada penarikan Rp 450 ribu, pihaknya penasaran terhadap aliran dana PIP tersebut mengalir ke siapa.

Di sisi lain, wali murid setiap mengecek ke BRILink terdekat, petugas memberitahu saldonya selalu kosong sebelum rekening  dicetak.

“Dari rekening koran yang sudah dicetak oleh pihak bank, ternyata benar ada dua kali penarikan terakhir pada bulan 8 Juli kemarin sebesar 450 ribu. Ini yang menjadi pertanyaan kami siapa yang manerik dan menggelapkan dana tersebut karena yang pengang buku tabungan dan ATM orangtua sendiri sejak awal menerima bantuan,” cetusnya.

Tidak sampai di sana, pihaknya juga sempat mencoba mengecek ke salah satu agen BRILink seputaran Batujai untuk mencari tahu kemana aliran dana bantuan PIP tersebut. Ternyata setelah di cek ada bukti penarikan dilakukan di salah satu agen BRILink yang ada di wilayah setempat, yang waktu penarikan sesuai dengan rekening koran yang dicetak.

Sementara, pengakuan Maknah selaku nenek dari siswa membenarkan bahwa waktu itu sempat ingin melakukan penarikan bantuan PIP di BRILink yang dimaksud namun pihak agen memberi tahu bahwa saldonya kosong.

Sehingga dalam hal ini juga timbul kecurigaan kepada oknum Agen BRILink yang diduga ada indikasi menggelapkan dana tersebut. Karena info dari pihak keluarga selain dirinya, yang tahu PINnya juga agen BRILink.

“Waktu saya buat rekening PIP yang buatkan PIN langsung pihak bank. Bukan saya sendiri. Dan selama saya melakukan penarikan di setiap agen BRILink saya tidak pernah diminta untuk masukan PIN.  Dia tahu sendiri PINnya sama kaya PKH,” ungkapnya.

Atas kejadian ini, kepala sekolah sudah menanyakan ke pihak BRI setempat apakah ada kemungkinan agen ini bisa mengambil dana tersebut namun pihak bank menjawab tidak tahu.

Merasa dirinya dituduh dan informasinya akan dilaporkan ke aparat hukum, Kepala SDN 6 Penujak tidak tinggal diam. Iapun mencari tahu dan menegaskan pihak keluarga dari siswa kemana saja selama ini melakukan penarikan dan siapa saja yang melakukan penarikan.

Dari pengakuan keluarga untuk proses pencairan bantuan PIP selama ini dilakukan sendiri, dan pernah sesekali  menyuruh anaknya untuk pencairan namun diberitahukan oleh agen bahwa saldonya kosong di salah satu Agen BRILink terdekat yang ada di sekitar  Kantor Camat Praya Barat.

Dari pengakuan keluarga yang datang ke sekolah untuk mempertanyakan hal ini, Kamis (17/7), selama bantuan ini diberikan baru dua kali dilakukan. Yang mana, proses pencairan dilakukan di Agen BRILink yang berbeda-beda.

Sebelum rekening koran dicetak pihak keluarga pernah ingin melakukan penarikan untuk yang ketiga namun tetap saldonya kosong. Termasuk di penarikan yang ke empat juga kosong di agen BRILink dekat Kantor camat Praya Barat.

“Karena itu, orangtua yang dapat bantuan sekarang saya minta untuk pencairan bantuan PIP langsung ke Unit cabang BRI atau ke mesin ATM.  Jangan lewat agen BRILink. Saya khawatir ada oknum, kalau kita hanya memberikan informasi kapan bantuan ini dicairkan tidak ada sangkut pautnya dengan sekolah,” tandasnya. (hza)

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *