LOBAR—Jembatan Bakong yang menjadi penghubung Desa Kebon Ayu Gerung dengan Lembar nyaris putus dan ambruk. Akibatnya jembatan besi berusia hampir 32 tahun itu sudah tidak dapat dilalui. Penjagaan dilakukan kepolisian dan TNI dengan memasang garis polisi dan road barrier agar masyarakat tidak mendekati jembatan tersebut.
Jembatan itu sebelumnya tiba-tiba mengeluarkan suara seperti ledakan diiringi gerakan besi baja daari jembatan itu bergoyang pada Selasa (11/2) sore. Warga yang melintas pun dibuat panik. Dari pantauan koran ini, kondisi jembatan sudah parah. Terjadi patahan pada tengah jembatan yang masih tertahan ranting pohon dan bambu di bawah sungai. Tiang baja bagian atas jembatan juga sudah bengkok. Dari informasi yang dihimpun, jembatan itu kerap dilalui truk yang melintas dari Lembar menuju Jeranjang Taman Ayu. Kini truk pengangkut harus memutar melalui Desa Kebon Ayu.
Penjabat (Pj) Bupati Lobar, H Ilham sudah turun melihat kondisi jembatan. Seraya mengimbau masyarakat tidak melewati garis polisi yang sudah terpasang.
“Kita minta tidak dilewati untuk meminimalisir risiko,” ujar Ilham.
Pihaknya pun masih menunggu hasil kajian dan evaluasi terkait kondisi jembatan tersebut. Dilihat secara kasat mata sudah sangat berbahaya untuk dilalui pejalan kaki, pengendara roda dua maupun empat. Dengan struktur jembatan besi sudah bengkok dan miring. Sehingga ia tidak mungkin mengambil risiko membiarkan masyarakat melintas.
“Kita menunggu analisis lebih jauh dari tim teknis di bidangnya dari Dinas PUTR. Karena status jalan ini provinsi tentu kita akan berkoordianasi dengan provinsi,” jelasnya.
Menurutnya rusaknya jembatan itu bagian dari musibah. Diduga akibat ketinggian air sungai imbas intensitas hujan yang tinggi selama lima hari belakangan ini.
“Ini musibah kita tidak saling menyalangkan ini salah siapa karena apa, tapi kita selesaikan persoalan yang kita hadapi. Untuk evaluasi ke depan dilakukan setelah persoalan (perbaikan jembatan) sudah dilakukan,” ungkapnya.
Sementara itu seorang warga Penarukan Kebon Ayu, Puaseh menyebut, kerusakan jembatan terjadi pada Selasa (11/2) sore. Untungnya saat kejadian tidak banyak kendaraan yang lewat.
“Sekitar kemarin (Selasa) sore kejadiannya,” katanya.
Kejadian ini mengundang perhatian warga yang mau melihat maupun merekam detik-detik ambruknya jembatan itu. Selama ini jembatan itu kerap dilalui warga setempat dan warga luar, baik yang ingin ke Mataram dan Lembar. Puaseh sendiri adalah salah satu pekerja yang membangun jembatan itu sekitar tahun 1993. Ia mengaku tidak tahu pasti panjang jembatan yang dioperasikan atau diresmikan sekitar tahun 1997 tersebut.
“Jembatan ini tidak saja dilalui pengendara, namun truk-truk besar mengangkut material,” pungkasnya. (win)