Kondisi Bunut Ngengkang mengering, Selasa (15/8).

LOBAR—Objek wisata pemandian alam Bunut Ngengkang di Desa Buwun Sejati Narmada kering kerontang. Kondisi itu dampak musim kemarau yang cukup lama terjadi di Lombok Barat (Lobar). Kades Buwun Sejati, Kecamatan Narmada, Muhidin mengakui Bunut Ngengkang merupakan wisata musiman yang airnya sangat tergantung dengan musim.

“(Kekeringan) itu biasa kalau di wisata Bunut Ngengkang, karena itu kan wisata musiman. Tapi kalau di wisata Aik Nyet tetap ada airnya,” ujar Muhidin saat dikonfirmasi, Selasa (15/8).

Kondisi lokasi wisata yang terkenal dengan keindahan dan kesejukan airnya itu sedang banyak dipertanyakan wisatawan. Hanya saja ia menilai bagi yang sudah sering datang pasti sudah tahu kalau air di tempat wisata itu tergantung musim.

“Walaupun aliran air di wisata Bunut Ngengkang itu bersumber dari mata air, tapi sangat dipengaruhi oleh musim,” jelasnya.

Tak dipungkirinya mengeringnya air di lokasi wisata Bunut Ngengkang sangat berpengaruh pada tingkat kunjungan wisatawan. Berbeda dengan wisata Aik Nyet yang airnya tetap ada walaupun debitnya berkurang saat musim kemarau.

“Jelas terdampak, agak mengurangi (kunjungan wisatawan). Apalagi kan yang membuat meningkat kunjungan wisatawan adalah dua wisata ini, Aik Nyet dan Bunut Ngengkang,” tuturnya.

Menurutnya karena tahun ini lebih sering hujan sehingga kondisi air di salah satu lokasi wisata unggulan di desa tersebut cukup melimpah dan berairnya lebih lama. Namun destinasi lainnya seperti Bunut Ngengkang tak bisa menyimpan air lantaran berbeda aliran sungai. “Ikuti musim sudah, kalau musim panas (kemarau, red) kering, kalau musim hujan berair. Jadi wisatanya (saat ini) bukan ditutup, tapi kan memang gak ada airnya, kalau ada air otomatis pengunjung datang,” terang dia.

Kekeringan itu hanya terjadi di objek wisata Bunut Ngengkang. Karena kekeringan di musim kemarau tak berpengaruh terhadap kebutuhan air bersih masyarakat desa tersebut. Situasi yang sedang kering ini dimanfaatkan pihak pengelola untuk melakukan penataan, sembari menunggu musim penghujan.

Meski demikian langkah antisipasi kejadian serupa terulang sudah dipersiapkan. Muhidin menyebut pihaknya sudah berencana membuat jaringan perpipaan untuk mengalirkan air dari salah satu mata air yang jaraknya sekitar 3,5 Km dari lokasi wisata Bunut Ngengkang. Sehingga bisa memenuhi ketersediaan air ketika sedang musim kemarau.

“Rencana itu nantinya akan disesuaikan dengan kondisi anggaran di desa,” tutupnya. (win)

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *