IST/RADAR MANDALIKA PENGAMANAN: Pelabuhan Bangsal yang menjadi akses penyeberangan menuju tiga gili saat proses pengamanan beberapa waktu lalu.

KLU – Adanya kabar terkait dengan kebijakan wajib vaksin ketiga kepada wisatawan yang menuju kawasan tiga gili sempat heboh. Kabar tersebut pun dibantah oleh pemerintah daerah.

Dimana seluruh wisatawan nusantara yang akan masuk ke Gili Tramena (Trawangan, Meno, dan Air) tidak diwajibkan harus melakukan vaksin booster terlebih dahulu. Terlebih menyambut pelaksanaan MotoGP Mandalika di mana sejumlah wisatawan tengah berlalu lalang keluar masuk pulau. Hal ini ditegaskan oleh Kepala Bidang Promosi Pariwisata Dinas Pariwisata (Dispar) KLU, Raden Santio Wibowo, kemarin.

“Kami katakan informasi itu hoax, jadi siapa pun wisatawan yang masuk tidak wajib booster,” jelasnya.

Pihaknya menampik berbagai isu yang menyebut jika masuk ke Gili Trawangan khususnya wisatawan harus vaksin booster lebih dulu. Ini disebutnya sesuai arahan pemerintah pusat yang memberlakukan kebijakan bagi pelaku perjalanan dalam negeri (PPDN) dengan moda transportasi udara, darat, dan laut yang sudah divaksinasi dosis kedua tidak wajib menunjukkan hasil tes negatif Covid-19 dari antigen dan PCR.

“Saya lihat ada oknum yang tidak bertanggungjawab sengaja menjatuhkan tiga gili. Karena kita sama sama ketahui statemen Pak Luhut Binsar bahwa antigen, PCR, sudah dicabut tapi kenapa ada pemberitaan seperti itu,” ungkapnya.

Dijelaskan, belakangan ada pemberitaan dari media nasional yang menyebut jika masuk ke Gili Trawangan harus melakukan vaksin booster. Dengan begitu, tentu hal ini menurutnya sangat merugikan bagi para pengunjung pun pelaku wisata di pulau jelang Moto GP ini. Sejauh ini, ketika event berlangsung yaitu pada tanggal 18 sampai dengan 20 Maret Pemda melalui Dinas Kesehatan hanya menyediakan pos di Pelabuhan Bangsal.

“Dikes hanya sdiakan barcode scan paling tidak 2 kali vaksin tidak sampai ke booster kalau booster sama saja kita mematikan pengunjung dan merugikan kawan pelaku ditengah,” jelasnya.

Terkait isu tersebut, Santio mengaku ada reaksi dari kalangan pengusaha di Gili Trawangan yang mana mereka komplain kepada Dispar mempertanyakan kebijakan yang entah darimana rimbanya itu. Padahal diketahui, di Kawasan Mandalika saja tidak diberlakukan aturan harus melakukan vaksin booster untuk bisa menonton ajang balapan motor internasional tersebut. Hal lain, berbicara tingkat okupansi pihaknya belum bisa memastikan betul lantaran sifat yang dinamis dari para wisatawan baik di darat maupun di pulau.

“Terkait persoalan ini isu yang ingin jatuhkan Gili saya kira. Kita tahu sama-sama tingkat vaksin sangat tinggi di gili itu dan mereka jauh hari sudah lakukan vaksin lebih baik ketimbang desa-desa yang lain,” katanya.

“Kawan-kawan komplain dengan isu yang tak berdasar ini, Jadi kalau begini terkesan gili menutup diri sementara di mandalika tidak sampai seperti itu,” imbuhnya.

Terpisah, Manager Cocomo Resort Gili Trawangan Ahmad pun mengakui terkejut dengan kabar yang beredar terkait kebijakan wajib vaksin booster. Ia menilai tidak ada sosialisasi demikian terkait dengan kebijakan penerimaan wisatawan.

“Ini sangat menyesatkan dan merugikan kami pihak pengusaha di Gili,” tuturnya

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Lombok Utara, dr. Abdul Kadir juga menampik jika masuk Trawangan harus melakukan vaksin booster. Pihaknya di dinas hanya bertugas memfasilitasi menyangkut seluruh warga dan wisatawan yang akan melakukan vaksin bahkan vaksin ketiga. Namun, ditanya menyangkut kebijakan masuk gili harus menunjukkan vaksin ketiga, ia menyebut tidak pernah mengeluarkan kebijakan tersebut.

“Kita hanya menjembatani untuk vaksin, kami tidak tahu dan tidak pernah mengeluarkan aturan mewajibkan vaksin booster masuk gili. Namun, jika ada yang mau vaksin kita fasilitasi,” tandasnya.(dhe)

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *