PRAYA – Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Lombok Tengah masih pada peringkat tujuh di NTB. Mestinya bisa di peringkat lima melihat setelah hadirnya Sirkuit Mandalika di Lombok Tengah.
Badan Pusat Statistik (BPS) Lombok Tengah membeberkan sejumlah data hasil survei IPM Loteng yang tidak menunjukan kenaikan signifikan. Pasalnya, dengan adanya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika dengan sejumlah event internasional nampaknya belum mampu mendongkrak IPM daerah. Jika dibandingkan tahun lalu, IPM Loteng hanya naik 0,29 persen saja.
Kepala badan pusat statistic (BPS) Loteng, Anas menerangkan sesuai hasil survei di tahun 2021 ini, dia menyebutkan semua stagnan, diamana angka kemiskinan yang merupakan prestasi secara bersama di masa terpaan pandemi covid 19.
“Kalau tidak ada upaya luar biasa makan angka kemiskinan akan meningkat. Dimana dalam hal ini minimal berupaya mempertahankan angka kemiskinan, ” jelasnya.
Sementara ini, perekonomian sedang terkendala dan situasi yang tidak normal. Kemudian, ada dua hal utama yang harusnya terus diupayakan Pemerintah Daerah. Dengan terus maksimalisaai angka kemiskinan yang harus terus ditekan dan IPM terus ditingkatkan.
Dalam IPMpun ada tiga hal terpenting yakni, tingkat kesehatan, pengetahuan (Pendidikan, red) dan ekonomi masyarakat. Dimana hal ini sangatlah penting mengenai soal IPM.
“IPM Loteng meningkat 0,29, jika dibandingkan dengan tahun lalu yang di angka 66,43 dan tahun ini sekitar 66,72, dengan peringkat tujuh dari 10 Kabupaten dan Kota di NTB,” bebernya.
“Di bawah peringkat kita di Loteng ada Bima, Lotim dan KLU, mestinya dengan pembanguan sirkuit dan segala macam proyek ini harusnya diposisi minimal 5,” sambungnya.
Selain itu, pembangunan ekonomi yang dinikmati oleh pihak luar saja maka ini berdampak terhadap IPM Loteng yang tidak dapat meningkat. IPM, ini merupakan prestasi Daerah tertinggi, diamana IPM yang berhasil apabila masyarakatnya sehat, berpendidikan bagus dan ekonominya bagus. (tim)