KHOTIM/RADARMANDALIKA DALAM PETI: Warga dan keluarga saat hendak membuka peti jenazah seorang calon TKI, Jumat kemarin.

PRAYA – Sebanyak tiga jenazah TKI asal Lombok Tengah tiba di kampung halamannya, Jumat kemarin. Ketiga jenazahpun langsung dimakamkan di kampung mereka. Dau dari Desa Barabali, Kecamatan Batukliang tepatnya di Dusun Peresak Baru dan Dusun Pondok Pande. Satunya lagi warga Dusun Montong Asem, Desa Montong Terep, Kecamatan Praya.

Tiga jenazah TKI ini dipulangkan setelah speedboat yang mereka tumpangi tenggelam di perairan Johor Malaysia, Sabtu malam, 4 Desember 2021 waktu setempat. Adapun tiga identitas jenazah TKI itu. Di antaranya, Basarudin, Muna’am, dan Rahman.

Bidang Pengelola Perlindungan BP2MI Mataram, Cahyaning Widi mengatakan pemulangan ketiga jenazah tersebut dibiayai sepenuhnya oleh Pemerintah Indonesia, mulai dari penanganan di Malaysia sampai pemulangan ke Indonesia oleh Kementerian Luar Negeri RI melalui KJRI Johor Bahru, dilanjutkan pengeluaran cargo di Bandara Lombok dan pemulangan sampai ke kampung halamannya menjadi tanggung jawab UPT BP2MI Provinsi NTB.

Dimana, ketiga jenazah tersebut merupakan korban tenggelam yang ditemukan terdampar di Perairan Timur Semenanjung sekitar Mersing dan Tanjung Bedil, Johor Malaysia. Pada kejadian itu, ditemukan empat jenazah dan dua orang selamat di sekitar lokasi kejadian. Para TKI tersebut diduga berusaha masuk ke Malaysia secara illegal.

Setelah dilakukan identifikasi oleh pihak kepolisian dan tindakan post-mortem, sekaligus koordinasi dengan Disnakertrans Provinsi NTB, tiga jenazah dinyatakan berasal dari Lombok Tengah. Sementara satu jenazah sampai saat ini masih dalam upaya identifikasi karena kondisi fisiknya yang telah rusak, wajah kehitaman dan tidak ditemukan dokumen maupun identitas lainnya.

Sementara, dua WNI selamat bernama Zulkifli asal Lombok Timur dan Rasito asal Kebumen telah diamankan di Tahanan Imigrasi Setia Tropika, Johor.

Sementara, Kades Barabali, L Ali Junaidi membenarkan adanya warga jadi korban speedboat tenggelam itu. “Almarhum niatnya merubah nasib, namun Allah berkehendak lain,” katanya.

Kades menerangkan, korban tersebut sering keluar masuk  Negara Malaysia melalui jalur illegal. Bahkan, kemarin sekitar sebulan lebih di rumah dan tidak betah kemudian mau balik lagi.

“Apa hendak dikata, nasib memang meninggal di sana,” tuturnya.

Pihaknya berharap kedepannya semua warga di Desa Barabali supaya tidak berangkat melalui calo terutama yang illegal. Kedepannya kades akan berkoordinasi dengan Disnakertrans kabupaten supaya dalam mengirim tenaga kerja agar dapat diperketat dalam pemberangkatannya.

“Di Desa Barabali warga kami sekitar 8.000 yang menjadi PMI secara prosedural, dari 15.000  masyarakat kami disini. Namun yang illegal belum terinventarisir,” sebutnya.(tim)

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *