PRAYA – PT. Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) sebagai pengembang KEK Mandalika diminta segera menggelar ritual sebelum balapan Superbike November ini digelar di Sirkuit Mandalika.
“Harus dilakukan. Bandara saja saat akan beroperasi tahun 2011 silam kami di sana melakukan ritual yang namanya Nede Rahayu Ayuning Jagat,” tegas Budayawan Lombok, HL. Moh. Putrie kepada Radar Mandalika, Rabu kemarin.
Putrie menerangkan, dalam ritual dilakukan ini sekaligus memohon kepada Allah sebagai pemilik segalanya. Agar event ini berjalan lancar. Apalagi event balapan superbike merupakan event internasional, belum lagi awal tahun 2022 akan dilanjutkan perhelatan MotoGP.
“Orang Sasak ini memiliki filsafat yang disebut pendite telu. Pertama adat kame atau norma yang mengatur hubungan manusia dengan sang khalik yakni, Allah. Kedua tapsile atau norma yang mengatur hubungan manusia dengan manusia. Ketiga tuwergame atau norma yang mengatur hubungan manusia dengan alam lingkungan beserta isinya,” terangnya.
Putrie menjelaskan, dari kegiatan ritual yang dimaksud tentunya sangat tidak bertentangan dengan agama bahkan pancasila. “Ingat, saat kita buka tracking Air Berik juga kami lakukan ritual di sana,” tuturnya.
Dalam hal ini menurut mantan Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Lombok Tengah itu, harusnya pemerintah setempat juga memperhatikan hal semacam ini. Tentunya ritual ini dalam rangka memohon keselamatan pembalap, penonton dan masyarakat secara menyeluruh.
“Bukan hanya ITDC ya, pemerintah secara menyeluruh juga harus memperhatikan,” pungkasnya.(red)
