MATARAM – Harga cabai rawit di pasar Kota Mataram sudah mulai menunjukkan tren penurunan menjelang puasa Ramadan 2021. Yang sebelumnya mencapai Rp 150 ribu per kilogram (kg). Kini, harga cabai turun hingga jadi Rp 90 ribu per kg.
Mulai turunnya harga cabai di Mataram, karena bertambahnya pasokan cabai yang datang dari Banyuwangi, Jawa Timur. Seperti halnya di Pasar Kebon Roek, Ampenan. “Kita bersyukur bisa disupport oleh perdagangan antar pulau,” ucap Kepala Dinas Perdagangan Kota Mataram, H Amran M Amin, kemarin.
Hanya saja, cabai dari Banyuwangi disebut-sebut kurang begitu pedas. Di mana kualitas pedasnya tidak sama dengan cabai rawit yang ditaman di Pulau Lombok. “Kalau kualitas pedas-nya punya kita (di Lombok) yang lebih pedas,” kata Amran.
Lenbih lanjut, harga cabai tersebut belum bisa diperkirakan apakah akan terus berangsur-angsung turun. Namun, Amran berharap harga cabai terus bergerak turun hingga stabil. “Pengalaman kita kalau emang sudah menurun, terus berangsur turun. Kadang-kadang seperti itu,” ungkap dia.
Disatu sisi, Amran tidak menampik bahwa cuaca saat ini masih belum menentu. Terkadang masih turun hujan dengan intensitas tinggi di beberapa daerah di NTB. Bahkan belum lama ini intensitas curah hujan telah mengakibatkan bencana banjir di Bima.
Menurut Amran, intensitas curah hujan yang cukup tinggi tidak menutup kemungkinan bisa terjadi juga di wilayah Kota Mataram. Cuaca yang belum menentu ini bisa berpengharuh terhadap tidak stabilnya harga cabai. “Itu juga bisa menimbulkan keraguan buat kita untuk stabilitas harga cabai,” kata dia.
Diprediksi, harga beberapa barang kebutuhan pokok (Bapok) lainnya akan mulai merangkat naik menjelang pusa Ramadan tahun ini. “Keseluruhan nanti bapokting (Barang Kebutuhan Pokok dan Penting) kita, seminggu terus menuju bulan Ramadan ini selalu menjadi tradisi terjadi kenaikan,” ungkap Amran.
Untuk menekan harga bapok. Amran mengutarakan, pihaknya berencana akan menggelar pasar rakyat di enam kecamatan. Upaya itu rencananya akan dilaksanakan seminggu sebelum bulan Ramadan. Tapi, sementara ini masih tergandal dengan refocusing anggaran yang belum selesai.
“Masalah refocusing ini belum memberikan kejelasan,” keluh dia. (zak)