RAZAK/RADAR MANDALIKA H Ahyar Abduh - H Mohan Mohan Roliskan

MATARAM – Peta politik perebutan kursi Ketua DPD I Golkar NTB semakin dinamis. Sejumlah figur baru mulai diperbincangkan ke permukaan karena layak tampil bertarung dengan dua figur sebelumnya. Yaitu Wali Kota Mataram, H Ahyar Abduh dan Bupati Lombok Tengah (Loteng), HM Suhaili FT.

Figur baru yang digadang-gadang ikut bertarung dan layak tampil merebut posisi Ketua DPD I Golkar NTB dalam Musyawarah Daerah (Musda) mendatang, diantaranya Wakil Wali Kota Mataram, H Mohan Roliskana, Bupati Bima, Indah Damayanti Putri (IDP), Bupati Lotim, HM Sukiman Azmy, dan Ketua DPRD NTB, Hj. Baiq Isvie Rupaeda.

Pengamat politik, H Muhammad Ali melihat, tiga figur berpeluang kuat dalam persaingan memperebutkan Kursi DPD I Golkar NTB dalam Musda nanti. Yaitu: HM Suhaili FT, H Ahyar Abduh, dan H Mohan Roliskana. “Bahkan lebih menjanjikan Pak Mohan ketimbang Pak Ahyar. Mohon maaf iya,” cetus dia, belum lama ini.

Apa yang dikatakan itu bukan tanpa alasan. Ali menilai, Mohan memiliki jejaring atau konektifitas dengan elit politik Golkar di Jakarta. Tidak hanya modal itu. Mohan yang juga kader Golkar telah memenangkan pertarungan kontestasi politik di Pilkada Kota Mataram 2020.

“Karena kita bicara ke depan. Beliau juga dalam waktu hitungan minggu akan dilantik,” ungkap Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) Universiitas Muhammadiyah Mataram (UMMat) itu.

Di satu sisi, Suhaili pun disebutnya punya peluang untuk kembali merebut Kursi DPD I Golkar NTB dalam Musda mendatang. Meski jabatannya sebagai Bupati Loteng akan berakhir dalam waktu dekat. “Tapi kan persoalan kedekatannya dengan relasi kekuasaan,” kata Ali.

Bagi dia, Suhaili masih punya kans yang kuat untuk memimpin Golkar NTB ke depan. “Dengan capaian-capaian sebagai Bupati Lombok Tengah seperti sekarang, iya cukup masih punya ruang yang kuat,” tambah Ali.

Termasuk bagi Ahyar disebutnya punya peluang juga. Meski jabatannya sebagai Wali Kota Mataram pun akan segera berakhir. Sama seperti Suhaili. “Tapi Pak Ahyar punya janji-janji tertentu terhadap orang di sana iya. Dia harus maju lah, katakana lah demikian ke gubernur-nya. Dengan catatan seperti itu saya melihatnya,” cetus Ali.

Suhali juga agaknya masih memiliki kekuatan di tingkat DPD II kabupaten/kota. Hal ini tentu sebagai modal politik dalam pertarungan Musda mendatang. Tapi, mungkinkan bagi Suhaili untuk mengalihkan kekuatan arus bahwi tu ke Mohan untuk melawan Ahyar?

“Saya kira bisa memungkinkan itu (terjadi) untuk bisa dialihkan ke Pak Mohan, sebagai generasi yang fresh dalam pemikiran ke depan,” cetus Ali.

Jika terjadi demikian. Maka pertarungan antara Mohan dengan Ahyar dalam kontestasi politik di Pilkada Kota Mataram 2020 akan kembali terulang dalam Musda Golkar NTB nanti. “Bisa terjadi (pertarungan) antara Pak Mohan dengan Pak Ahyar,” ungkap Ali. (zak)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *