Suhaimi. (WINDY DHARMA/RADAR MANDALIKA)

LOBAR—Warga Dusun Nyiur Lembang Desa Jembatan Gantung Kecamatan Lembar (Lobar) resah. Pascapengerusakan rumah Tersangka Brigadir RS, yang diduga dilakukan keluarga Brigadir Esco dari Desa Bonjeruk, Lombok Tengah (Loteng), Rabu (8/10) sore.

Warga khawatir kejadian yang sempat mencekam itu terjadi kembali. Buntut ketidak puasan warga Bonjeruk atas penanganan kasus pembunuhan Esco.

“Banyak warga yang datang menyampaikan ke saya, mereka tidak tenang. Meminta saya agar ngomong kepada kepolisian agar kasus pembunuhan esco ini bisa cepat terungkap,” terang Kepala Desa Jembatan Gantung, Suhaimi yang dikonfirmasi, Kamis (9/10).

Diakuinya warganya banyak yang tidak tenang dan resah. Takut aksi lanjutan terjadi. Karena warga Bonjeruk masih menuntut agar penanganan kasus Esco segera terang benderang. Terlebih muncul ancaman warga Bonjeruk akan kembali datang berdemo dengan massa yang lebih banyak jika para terduga pelaku lain belum tertangkap.

“Makanya masyarakat saya meminta kepada saya agar ngomong kepada penegak hukum agar kasus ini cepat terungkap. Karena itu juga yang diharapkan warga Bonjeruk,” ucapnya.

Beberapa warganya yang berdekatan dengan lokasi rumah Tersangka RS mengungsi. Termasuk 8 orang saksi yang dicari oleh warga Bonjeruk. Bahkan Suhaimi mengungkapkan dua hari sebelum kejadian itu, mendapat pesan dari keluarga Esco yang ada di Bonjeruk.

“Kita dapat pesan, (isinya) kalau sampai hari rabu (8/10) saksi-saksi itu tidak diamankan (oleh kepolisian), maka mereka sendiri yang akan mengamankan saksi-saksi itu,” ungkapnya.

Tidak hanya itu warga juga takut psikis anak-anak terganggung dengan terus terjadinya kejadian itu. Terlebih ia mengungkapkan ada salah satu anak warga hingga dilarikan kerumah sakit karena ketakutan.

“Yang rumahnya dipaling belakang itu anaknya down langsung dibawa ke rumah sakit karena takut. Karena suasana itu mencekam sekali,” bebernya.

Pihaknya tidak mengetahui jika akan ada ratusan warga Bonjuruk yang datang sore itu. Sebab pihaknya sedang menunggu kedatang Kades Bonjeruk dan pihak keluarga Esco mengambil surat-surat kendaraan milik Esco.

“Saya waktu itu bersama pak kapolsek dan anggota di rumah saya karena pak kades Bonjeruk datang mengambil sekitar jam lima sore. Setelah ambil bpkb dan stnk, pak kades (Bonjeruk) katanya tidak tahu masanya datang,” bebernya.

Meski diakuinya saat itu ia bersama kapolsek Lembar sudah berusaha mencegah dan menghadang massa agar tidak melakukan aksi pengeruskan. Usaha itu tidak berhasil karena jumlah massa yang begitu banyak.

“Intinya masyarakat (Nyuir Lembang) dan masyarakat Bonjeruk mengharapkan saksi itu diamankan. Kalau diamankan pasti tidak akan terjadi seperti itu,” imbuhnya.

Pihaknya tidak mengetahui para saksi itu pergi mengungsi kemana. Padahal ia sudah meminta para saksi itu agar mengamankan diri Ke Polres agar lebih aman. Sesuai saran dengan pihak penegak hukum. Namun permintaan itu tidak didengarkan.

“Tapi warga kita (para saksi) ini tidak mendengarkan kita. Padahal pak kadus sudah sampaikan itu. Sekarang kemana dia pergi kita tidak tahu,” bebernya.

Dari informasi, warga Bonjeruk itu geram karena mengetahui saksi yang dikabarkan sudah diamankan kepolisian justru masih berkeliaran. Bahkan muncul ketika keluarga Esco datang mengambil mobil milik korban di kediaman kakak tersangka RS. Hingga ikut mempertahankan kendaraan itu agar tidak dibawa keluarga Esco.

“Informasinya itu yang menjadi pemicunya,” bebernya.

Warga Bonjeruk kecewa hanya merusak rumah tersangka RS dan rumah kakeknya yang diduga didiami salah satu saksi. Warga Bonjeruk tidak pernah mengusik rumah warga lainnya yang tidak ada sangkut paut dengan keluarga brigadir RS.

Mengantisipasi kejadian terulang, Kades mengaku segera melakukan musyawarah desa dengan para tokoh agama dan masyarakat. Bahkan pihaknya akan meminta bantuan TNI untuk turut membantu pengamanan. Meski demikian, diakuinya para warganya sangat mendukung agar proses hukum kasus kematian brigadir Esco segera terungkap.

“Intinya warga kami mengharapkan kasus ini segera tuntas,” pungkasnya.(win)

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *