LOTIM – Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 atau SMANDA Selong Lombok Timur (Lotim) melakukan aksi nyata membantu pemerintah dalam mengatasi stunting. Caranya dengan memberikan edukasi stunting pada masyarakat, dalam program projek penguatan profil pelajar Pancasila.
Wakil Gubernur (Wagub) NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalilah mengatakan, stunting jangan pernah dianggap enteng. Sebab bicara generasi, bagaimana mempersiapkannya dalam kurun 20 atau 30 ke depan. Jika banyak stunting, maka generasi akan terancam. Stunting mempengaruhi kualitas otak, kurang bisa berpikir baik, hingga kesulitan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
“Kita harus berupaya, agar lima tahun ke depan stunting di NTB tuntas,” katanya.
Yang istimewa saat ini ucap Rohmi, siswa ikut mengatasi stunting. Siswa menjadi tahu dan mengerti apa itu stunting dan bagaimana mengatasinya. Tentu, membutuhkan dukungan masyarakat melalui pola asuh yang baik, memberikan anak makanan yang bergizi, terutama protein hewani. Protein hewani, tidak mesti berbiaya mahal, tapi disekeliling dengan harga murah pun banyak.
“Ini tugas kita semua, bagaimana melakukan intervensi spesifik 25 persen dan intervensi sensitif 75 persen. Saya bangga melihat anak-anakku SMANDA Selong, ini menandakan mindset sudah terbentuk. Jika itu sudah terbentuk, mau kuliah dimanapun, tidak ada yang sulit,” tegasnya.
Orang nomor dua di NTB ini mengajak masyarakat bagaimana meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM), mulai dari menjaga pendidikan, kesehatan dan lingkungan. Lotim khususnya, jika tiga sektor itu diperhatikan, pastinya akan semakin baik.
“Kasus stunting akan bisa diatasi, dan dihilangkan. Jangan berkecil hati, bila ada anak yang menderita stunting. Yang penting, pola asuh baik, asupan gizi bagus, protein hewani tetap, maka stunting akan bisa kita tuntaskan,” tegas Ummi Rohmi, sapaan akrabnya.
Ia berharap, program untuk menekan angka stunting, betul-betul tepat sasaran. Bantuan untuk stunting, dipastikan dinikmati oleh penderita stunting, bukan oleh orang tuanya. Orang tua juga diimbau aktif melakukan posyandu keluarga. demikian juga ibu hamil, dengan demikian stunting akan dapat dicegah.
“Semoga aksi nyata bakti stunting ini, ditiru sekolah lainnya di Indonesia. Kita bergotong royong untuk menekan angka stunting,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala SMANDA Selong, Ahmad Supandi menjelaskan, aksi nyata ini ialah program projek penguatan profil pelajar Pancasila, dimana 25 persen jam pelajaran bersifat tatap muka. Setiap anak akan memiliki program sesuai tema yang diberikan. Salah satu tema yang diangkat, yakni “Bangunlah Jiwa Raganya”. Dalam tema tersebut, guru membuatkan modul dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).
Setelah LKPD ada, siswa kemudian mencari sendiri di lapangan. Untuk memudahkan siswa mendapat informasi, sekolah menggandeng Pemda Lotim dan masyarakat. Siswa turun selama lima bulan melakukan projek dan turun ke lapangan.
“Kebetulan dari tema yang diangkat tentang stunting yang merupakan program pemerintah provinsi. Program ini untuk membantu pemerintah provinsi,” kata Supandi.
Diungkapkan, program ini selain memberikan bantuan berupa telur, susu dan biskuit, juga melakukan edukasi secara berkesinambungan dari siswa sendiri. Ada 76 penderita stunting menjadi perhatian di Kecamatan Sukamulia, Selong, Masbagik dan Sakra, sesuai zona sekolah.
“Karena ini permintaan anak-anak untuk berbuat di kawasan tempat tinggalnya. Donatur-nya, dari guru dan orang tua siswa. Bantuannya diberikan sekali dalam tiga bulan,” tutup Supandi. (fa’i/r3)