LOTENG—Anggota DPRD Kabupaten Loteng dari Praksi PKB, Umar Tarip meminta kepada pemerintah daerah (Pemda) untuk terus menggencarkan mekanisasi pertanian dengan meningkatkan distribusi alat dan mesin pertanian (Alsintan) modern atau perontokan gabah yang lebih besar bagi petani. Hal ini seiring panen raya yang diperkirakan akan berlangsung secara masif di Kecamatan Pujut dan Praya Timur khususnya.
Sebelumnya Pemkab telah menyalurkan sejumlah unit Combine Harvester ke berbagai Kecamatan guna meningkatkan kemudahan bagi para petani saat penen raya tiba. Namun untuk tahun ini di Kecamatan Praya Timur khususnya banyak masyarakat terkendala panen raya karena kurangnya alat panen atau perontokan gabah.
Untuk itu, kata Tarip, pihaknya berharap kedepan agar pemerintah hadir untuk melihat kondisi masyarakat dengan cara memberikan perhatian serius soal alat panen agar petani lebih efensensi dalam menghadapi panen raya tiba.
“Masyarakat saat ini sangat butuh Alat Panen Raya atau perontokan Gabah lantaran tenaga sangat kekurangan bahkan tidak ada,” jelas wakil rakyat dari Dapil 3 (Kecamatan Praya Timur dan Kecamatan Pujut) ini, Senin (7/4).
Ia juga berharap kedepan agar Pemda menganggarkan alokasi dana yang lebih besar untuk pemberian bantuan unit combine harvester yang akan membantu proses panen dan perontokan gabah lebih cepat dan efisien.
“Percepatan mekanisasi menjadi kunci dalam meningkatkan produktivitas pertanian diloteng,” katanya.
“Dengan mekanisasi, petani dapat memanen lebih cepat, lebih efisien, dan dengan hasil yang lebih baik,” imbuhnya.
Dengan dukungan mekanisasi yang terus ditingkatkan serta potensi panen yang besar, pemerintah optimistis produksi pangan nasional akan semakin meningkat. Langkah ini tidak hanya memperkuat ketahanan pangan nasional tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani di Loteng.
“Tahun ini, setelah Lebaran, panen raya akan berlangsung, Pemda juga harus menyiapkan bantuan alsintan agar petani dapat memperoleh hasil optimal dengan kualitas yang lebih baik,” kata Tarip.
Penggunaan combine harvester dinilai mampu mengurangi losses hingga 3-5 persen dibandingkan metode panen manual. Selain itu juga dapat menyelesaikan panen dalam waktu 3-4 jam per hektare, jauh lebih cepat dibandingkan cara tradisional yang memakan waktu 2-3 hari per hektare.
Tarip juga menambahkan penggunaan power thresher (mesin perontok) dapat meningkatkan efisiensi perontokan padi secara signifikan dibandingkan metode manual.
“Dengan kapasitas rata-rata 300-600 kg per jam, power thresher mampu mempercepat proses perontokan padi dibandingkan cara manual yang hanya sekitar 50-100 kg per jam dengan tenaga kerja terbatas. Selain itu, dapat menekan kehilangan hasil hingga 1-2%. Mesin ini juga dilengkapi blower yang membantu memisahkan kotoran dan sekam, sehingga menghasilkan gabah yang lebih bersih,” ujar Tarip.
Angka menunjukkan besarnya kapasitas produksi yang perlu didukung dengan teknologi modern agar petani dapat memanen dengan optimal.
“Kami memastikan petani mendapatkan akses terhadap alsintan yang memadai. Dengan dukungan ini, kita tidak hanya meningkatkan produksi tetapi juga mempercepat pencapaian swasembada pangan yang berkelanjutan,” pungkasnya. (zak)