MATARAM – Kepala Daerah di tujuh kabupaten kota di NTB saat ini jabatannya baru seumur jagung, namun beberapa DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sudah mulai menyiapkan figur yang akan didorong maju menjadi nomor satu. Setidaknya, ada tiga daerah yang sudah disiapkan figur kader. Berdasarkan hasil konsolidasi DPC di kabupaten kota yaitu, Lombok Tengah menetapkan Ruslan Turmudzi sebagai calon Bupati. Ruslan politisi senior di NTB. Karirnya di lembaga legislatif DPRD NTB sudah lima periode alias saat ini sedang memasuki jabatan sebagai wakil rakyat selama 25 tahun.
Di Lombok Tengah sendiri nama Ruslan Turmudzi tidak asing. Tagline luRUSjaLan begitu akrab bagi sosok politisi tersebut. “Mohon doanya,” kata Sekretaris DPD PDI-P NTB, Lalu Budi Suryata saat dikonfirmasi Radar Mandalika.
Selanjutnya, di KLU ada Raden Nuna Abriadi yang telah disiapkan. Nuna juga merupakan anggota DPRD NTB Dapil Lobar KLU. “Untuk KLU Raden Nuna,” katanya.
Berikutnya, di Kabupaten Sumbawa sesuai hasil Rapat Pimpinan Cabang (Rapimcab) DPC PDIP Kabupaten Sumbawa akan mendorong dirinya untuk maju. Hal inipun diakui Budi Suryata. Ia pun langsung memperlihatkan hasil DPC PDI-P Sumbawa tersebut.
“Alhamdulillah dan terimakasih,” ujar pria yang juga sedang duduk di kantor DPRD NTB itu.
Sayangnya, Budi enggan menjelaskan lebih detail terkait sikap DPC di masing-masing kabupaten itu. Namun ia terlihat optimis bahwa nama nama yang didorong di masing masing Kabupaten kota itu jika nanti masuk sebegai perintah resmi partai tidak ada alasan untuk menolaknya. Budi hanya berkomentar dengan menunjukkan kata siap memakai emoni Banteng berwarna merah.
Berbeda dengan kota Mataram, Anggota DPRD NTB Dapil Kota Mataram, Made Selamet mengatakan belum ada perintah resmi partai. Saat ini perintah partai bagaimana semua kader bekerja dan turun benruat untuk masyarakat.
“Belum ada (perintah) karena masih jauh. Perintah partai bekerja dan turun menyapa masyarakat,” terang ketua DPC PDIP kota Mataram itu dikonfirmasi terpisah.
Di Mataram sendiri belum ada langkah apa apa termasuk konsolidasi politik untuk 2024. Yang paling penting bagaimana saat ini seluruh kader bekerja untuk kepentingan Pileg dan Pilpres.
“Masih lama tahun 2024. Belum saatnya bicara Pilkada Fokus kerja dulu untuk Pileg dan Pilpres,” katanya.
Pilkada serentak 2024 diperkirakan akan berlangsung pada bulan November. Sementara di tahun yang sama awal tahun sekitar bulan Maret akan berlangsung terlebih dahulu Pileg dan Pilpres. Malah untuk menentukan calon Pilkada yang akan diusung partai akan dilihat dari hasil Pileg apakah bisa memenuhi suara 20 persen atau tidak.
“Nah itu maen maen mungkin (keputusan daerah),” katanya.
Jika suara partai kurang dari 20 persen tentu tidak akan bisa mengusung calon sendiri. Untuk itu menurutnya Made daripada terlalu banyak berkoar koar hari ini sebaiknya bagaimana semua kader bisa bekerja secara serius.
“Jangan sampai sekarang berkoar-koar tapi besok ndak dapat nyalon kan gimana gitu,” katanya. (jho)