DOK/RADAR MANDALIKA BERDAGANG: Salah satu pedagang bapok sedang memilah barang dagangannya di Pasar Renteng, belum lama ini.

 

PRAYA – Target retribusi pasar di Lombok Tengah (Loteng) tahun 2022 mencapai Rp 11 miliar. Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Loteng berupaya mengejar retribusi pasar yang telah menjadi target tersebut. Hingga saat ini, capaian target masih belum memuaskan. Sehingga, target tersebut kemungkinan besar sulit tercapai.

 

Sulitnya mencapai target retribusi pasar tersebut salah satunya disinyalir karena tarif yang dipungut oleh petugas dari para pedagang belum sesuai dengan peraturan yang ada.

“Ada tiga item untuk target retribusi pasar. Ruko, halaman/pelataran, sama los (yang ada meja),” kata Kabid pada Disperindag Loteng, RR Sri Mulyaningsih pada Radar Mandalika, pekan kemarin.

 

Berdasarkan Peraturan Bupati (Perbub) Loteng Nomor 8 Tahun 2020 tentang Penyesuaian Tarif Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Rakyat Jelojok dan Pasar Rakyat Renteng. Menyebutkan, untuk tarif pelataran/halaman sebesar Rp 1.500 per hari, Los sebesar Rp 2.125 per hari, dan lingkungan pasar Rp 1.000 per hari.

 

Dia menerangkan, berdasarkan Perbub, tarif retribusi untuk semua jenis lapak itu  maksimal Rp 5 ribu per hari. Hanya saja, dari instansi terkait sampai sekarang belum juga mencetak karcis tarif retribusi yang senilai Rp 5 ribu per lapak per hari. Sehingga, cukup menyulitkan petugas untuk menarik tarif retribusi yang sesuai dengan aturan berlaku.

 

“(Tarif retribusi) Rp 2.125 per kalau bapak kasih dia (pedagang) dua karcis maka akan tetap kurang dari Rp 5 ribu. Kalau bapak kasih dia tiga karcis, dong lebih dia, Rp 6 ribu sekian jadinya,” jelasnya.

 

“Makanya kenapa ndak diterbitkan kalau Perbub- nya sekian maka sekian diterbitkan karcisnya,” katanya lagi.

 

Dia mengemukakan, perolehan retribusi pasar yang masuk dari Pasar Renteng kalau musim ramai menjelang lebaran tahun ini bisa mencapai Rp 3,6 juta per hari. “Itu sudah saya cek. Mulai tanggal 30 April sampai 1 Mei itu. Tapi hari biasa itu Rp 1,1 juta, Rp 1,2 juta. Ndak tentu modelnya,” ungkapnya.

 

Sementara, capaian retribusi pasar per hari yang diperoleh dari Pasar Jelojok lebih kecil dibandingkan di Pasar Renteng. Kenapa, karena memang jumlah pedagang di Pasar Jelojok lebih sedikit. “Kalau di Jelojok jelas sedikitnya. Karena jumlah pedagangnya yang sedikit,” katanya.

 

Dia menerangkan, target retribusi pasar tahun ini mencapai Rp 11 miliar. Hanya saja, dia mengaku belum mengecek berapa angka realisasinya hingga saat ini. Sehingga dia tidak tahu persis berapa capaian retribusi pasar dari target belasan miliar tersebut.

 

“Kalau di Pasar Renteng, realisasinya sampai sebelum lebaran sekitar Rp 150 juta dari lapak dari tanggal 1 Januari,” jelasnya.

 

Realisasi retribusi pasar di Pasar Renteng akan sulit mencapai target. Dia memberi gambaran, pedagang yang menempati Los tercatat 1.205 orang, tapi yang aktif 631 pedagang. Itu artinya, ada sekitar 500 pedagang yang tidak menempati Los alias kosong.

“Sehingga target itu tidak tercapai,” katanya. (zak)

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *