FOTO DIKI WAHYUDI/ RADAR MANDALIKA INDAH: Terlihat alat berat di tengah genangan air Bendungan Batujai.

PRAYA-Peringatan hari air se-dunia ke-29 dipusatkan di sekitar Bendungan Pengga, Desa Pelambik, Kecamatan Praya Barat Daya, Senin kemarin. Kegiatan ini dilaksanakan balai wilayah sungai nusa tenggara (BWS NT) I.

Kegiatan ini dilakukan melalui zoom metting secara nasional. Kapala BWS NT 1, Hendra Ahyadi mengatakan, ketahanan sumber daya air di Nusa Tenggara Barat cukup mencemaskan. Selain itu banyak potensi air sungai yang mengalir begitu saja ke laut. Sehingga menurutnya perlu teknologi tepat guna, sehingga pengelolaan wilayah sungai bisa lebih maksimal.
“Kita melakukan penanaman pohon untuk menumbuhkan kembali potensi yang ada. Ini upaya efektif untuk menanggulangi krisis sumber daya air,” katanya.

Pada kegiatan tersebut, pihak BWS akan menanam pohon sebanyak 750 pohon produktif. Adapun jenisnya, pohon mangga, pohon nangka, pohon jambu mente, dan pohon kemiri sunan. Pohon tersebut rencananya akan di tanam di sepanjang wilayah sabuk hijau Bendungan Pengga. Daerah yang juga disebut sempadan waduk itu, sebutnya akan diberlakukan sistem zonasi, agar pohon dan tanaman yang ada bisa terlindungi, baik dari keeusakan oleh manusia maupun binatang.

Ditambahkannya, program tersebut juga akan menyasar bendungan- bendungan yang ada di NTB, sebanyak 72 bendungan secara bertahap yang saat ini dimulai dari Bendungan Pengga.
“Kita coba satu per satu, setiap momen kita lalukan penanaman,” jelasnya.

Untuk menindak lanjuti keberlangsungan dari kegiatan tersebut, pihaknya berharap dukungan masyarakat agar mampu menjaga, merawat dan memanfaatkan dengan baik wilayah konservasi waduk.

“Agar ini didukung masyarakat, pendekatannya tidak hanya struktural, tapi juga melibatkan masyarakat untuk menjaga ekosistem waduk,” katanya.

Sementara itu, Camat Praya Barat Daya, Zaenal Mustakim merespons kegiatan tersebut dengan baik. Menurutnya, kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat khususnya di lingkar Bendungan Pengga.
” Pohon ini sumber air, sumber oksigen, pemandangan yang indah dan bernilai besar,” katanya.

Zaenal juga menjalaskan, lokasi tersebut sejak lama sudah direncanakan menjadi destinasi wisata hijau. Menurutnya, potensi itu akan bisa terakomodir dengan kegiatan ini. Selain itu camat berharap ada perhatian dari pemerintah daerah agar hajatan tersebut bisa terealisasi.

“Mimpi kita, lokasi Bendungan Pengga tidak hanya dimanfaat air, namun lingkungan yang hijau, dan geliat pariwisata,” sebutnya.

Ditambahkan Kades Pelambik, Jumasan menegaskan, pihaknya selalu mendukung program pengembangan di lahan bendungan tersebut. Dia belum lama ini melaksanakan jumat bersih di lokasi tersebut. Selain itu kades juga berkomitmen untuk bisa menjaga dan memelihara pohon- pohon yang telah di tanam tersebut.
“Kami sangat mendukung program ini,” katanya.

Kendati demikian, pria pensiunan TNI AD ini berharap setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh BWS dapat dikomunikasikan dengan pemerintah desa. Sehingga desa dapat terlibah lebih aktif, baik dari segi pengelolaan maupun penyediaan sarana dan prasarana.

“Pimpinan harus ada komunikasi dan koordinasi dengan desa,” pesannya.
Kades juga mempertanyakan keberlanjutan pengelolaan wilayahnya oleh BWS, termasuk soal keuntungan dari pengelolaan nantinya.
“Dalam pengelolaan tentunya ada benefit nanti, ini belum jelas masuknya kemana dan seperti apa,” sentilnya. (ndi)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 524

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *