MATARAM – Sekretaris Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), H Lalu Gita Ariadi mengaku menyayangkan sikap anak perusahaan Angkasa Pura (AP) yakni, Angkasa Pura Hotels (APH) yang mendiskriminasi seorang difabel, L Ahmad Fatoni alias Bajang Tony, di acara launching pelayanan premium menyambut WSBK di Bandara Internasional Lombok, Minggu (24/10) lalu.
Gita mengatakan, atas nama pemerintah provinsi berjanji akan memberikan teguran kepada pihak perusahaan yang telah melihat penyandang disabilitas sebelah mata.
Pemerintah provinsi saja katanya, telah menerbitkan Perda nomor 4 tahun 2019 tentang perlindungan dan pemenuhan hak penyandang Disabilitas. Semua ini memberikan perhatian yang sama di mata hukum.
“Kami ada mekanisme koordinasi dengan Mitra dan akan disampaikan saat bertemu nanti,” kata Gita, Senin kemarin.
Sekda menegaskan, perjuangan pro gender dan pro disabilitas oleh pemerintah provinsi terus di ikhtiarkan agar masyarakat dan lembaga lebih tereduksi melihat difabel sama haknya di mata hukum.
“Kalau ada kendala teknis harusnya pihak perusahaan itu bisa sampaikan dengan cara yang baik dan humanis,” sentilnya.
Bagi Sekda, sangat disayangkan sikap anak perusahaan Angkasa Pura itu. Harusnya difabel mendapatkan hak dan perlakuan yang sama. Regulasi juga mengatakan demikian, jika ada gep di lapangan tentu ada cara humanis yang tidak membuat ketersinggungan.
Sekda berharap, kejadian itu agar tidak terulang lagi dan dijadikan pembelajaran berharga oleh perusahaan dan masyarakat lainnya dalam melihat hak Difabel itu sama di Mata hukum seperti yang tertuang dalam undang-undang nomor 8 tahun 2016 tentang disabilitas. “Ini tidak boleh terjadi lagi,” tegasnya.
Sementara itu, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi NTB, Lalu Pelita Putra meminta agar sikap arogansi tidak ditunjukkan oleh anak perusahaannya PT Angkasa Pura yakni, Angkasa Pura Hotels (APH).
Politisi Dapil Loteng VIII itu menegaskan, sikap anak perusahaan AP sangat disayangkan dan disesalkan, karena masih melihat sesuatu secara fisik tanpa melihat kapasitas orang.
“Itu sikap arogan yang ditunjukkan oleh anak perusahaan Angkasa Pura. Kapasitas Bajang Tony dalam hal MC, tidak diragukan lagi kalaupun kondisi fisiknya kurang,” kata Pelita.
Menurut Politisi PKB ini, Bajang Tony masih sangat bijak dan sangat luar biasa menerima perlakuan anak perusahaan Angkasa Pura itu.
Pelita berharap, Angkasa Pura bisa lebih arif dan adil dalam melihat persoalan, jangan bersikap tidak adil, mendiskriminasi seseorang dengan hanya melihat fisik saja.
“Lihat kapasitas orang dulu, jangan lihat fisiknya,” tegasnya.
Pelita akan mendiskusikan persoalan ini dengan dewan lainnya untuk mengambil langkah kaitan rencana pemanggilan Angkasa Pura meminta klarifikasi pokok persoalan ini.
“Jika memang harus dilakukan kami akan lakukan (pemanggilan) itu,” tegasnya.(jho)