LOBAR—Dampak penyebaran Covid-19 di NTB sudah sangat dirasakan para pengusaha hotel di Lombok Barat (Lobar). Bahkan sebanyak sembilan hotel terpaksa berhenti sementara beroperasi karena tak ada pemasukan sejak wabah itu menyebar. Hal itu di ungkapkan Dinas Pariwisata (Dispar) Lobar dari laporan pihak manajemen yang diterima.
“Ada dua hotel di Sekotong yang tidak beroperasi dan sisanya di kawasan Senggigi. Informasi awalnya itu tutup sementara,” beber Kepala Dispar Lobar, H Saeful Ahkam, kemarin.
Tentu dampak penutupan itu membuat beberapa pegawai terpaksa dirumahkan. Namun beberapa hotel yang masih beroperasi tidak memberlakukan pemberhentian pegawai. Hanya saja memberlakukan skema jam shif-shifan bagi pegawainya.
“Melihat okupansinya kita sangat prihatin dengan keadaan ini,” jelasnya.
Sejauh ini okupansi atau tingkat hunian kamar hotel di Lobar hingga Februari rata-rata di bawah 40 persen. Semakin hari presentase itu semakin turun seiring wabah Corona.
“Kalau Maret belum tutup buka dia (hotel),” ucapnya.
Meski demikian pihaknya tetap berupaya menyiapkan langkah pengembalian pariwisata. Ketika nantinya wabah Corona sudah berakhir. Sebuah konsep diakui Ahkam sudah ia siapkan. Ia akan segera membahas konsep itu kepada para pelaku wisata, perhotelan, desa, pengelola destinasi.
“Kita akan melakukan koordinasi. Suasana boleh seperti ini, tetapi tetap memperhatikan physical distancing. Suasana hari kita berada di titik nol,” ungkapnya.
Kondisi seperti ini dialami oleh semua daerah di dunia, dan bukan NTB saja. Namun jika upaya persiapan membangkitkan pariwisata dilakukan dengan tetap berkoordinasi kepada para pihak tersebut. Pariwiasata akan bisa langsung dibangkitkan saat wabah Corona berhenti. Disamping langkah promosi terus dilakukan pihak Dinspar Lobar.
“Saya secara pribadi memiliki gambaran ketika suasana sudah tenang(berakhir corona) orang-orang pasti butuh hiburan. Dan saat itu hiburan sudah kita siapkan (di Lobar),” ambisinya.
Meski demikian ia tak mempungkiri kemungkinan kunjungan wisatawan tak akan seramai sebelum Corona. Mengingat wabah ini sangat berdampak sekali pada perekonomian dunia. Namun paling tidak dikatakan Ahkam pariwisata Lobar bisa menjadi trauma healing bagi wisatawan.
“Tentu membangkitkan ekonomi itu pelan-pelan, terutama kepada pelaku. Saya berkeyakinan ketika semua dibuka dan Senggigi sudah siap,” pungkasnya.
Sementara itu, pihak Hotel Aruna Senggigi Resort and Convetion mengaku hingga kini masih tetap beroperasi. Bahkan Marcomm & Brand Manager Hotel Aruna Senggigi Resort and Convention, Mayang Kristin menegaskan tidak ada pemberhentian pagawai akibat dampak Corona.
“Aruna memberlakukan scheduling (pembagian waktu),” ungkap Mayang kepada Radar Mandalika melalui pesan WhatApp.
Menurutnya pemberlakuan scheduling karyawan dimulai sejak darurat Corona. Hal itupun sesuai anjuran pemerintah NTB. Ia mengungkapkan pembagian waktu scheduling setiap karyawan berbeda beda. Tergantung dengan posisi karyawan, jumlah cuti atau pending off yang dimiliki, serta lainnya.
“Artinya ada pertimbangan-pertimbangan untuk teknik scheduling ini,” jelasnya.
Pihaknya tidak bisa memperkirakan sampai kapan kebijakan ini akan berlangsung. Hanya saja selama kondisi corona ini masih seperti ini, pihaknya terpaksa akan memberlakukannya. “Sampai dibutuhkan dan sesuai dengan anjuran pemerintah mengenai darurat Corona (social distancing, dll),” pungkasnya.
Telebih lagi kondisi itu sangat membuat okupansi menurun drastis. Akibat kebijakan larangan travel dan perjalanan dinas. Pihaknya hanya bisa berharap kondisi segera membaik dan wabah segera hilang. (win)