JAYADI/RADAR MANDALIKA MELANTIK: Bupati Loteng, H Moh. Suhaili FT saat melantikan 17 kepala desa terpilih di Becingah Praya, kemarin.

Suhaili Pesan Kades Jangan jadi Raja Kecil

PRAYA- Bupati Lombok Tengah (Loteng), H Moh. Suhaili FT melantik 16 kepala desa hasil pilkades dan satu kepala desa hasil pergantian antar waktu (PAW), kemarin. 

Adapun desa yang kepala desa yang dilantik berdasarkan hasil Pilkades diantaranya, Desa Jelantik Kecamatan Jonggat, Desa Sepakek Kecamatan Pringgarata, Desa Montong Sapah Kecamatan Praya Barat Daya, Desa Mangkung, Desa Bonder dan Desa Banyu Urip Kecamatan Praya Barat.

Selanjutnya, Desa Mertak, Desa Pengegat dan Desa Gapura Kecamatan Pujut, Desa Beleka, Desa Bilelando Kecamatan Praya Timu, Desa Braim dan Desa Jurang Jaler Kecamatan Praya Tengah, Desa Karang Sidmen Kecamatan Batukliang Utara, Desa Darmaji Kecamatan Kopang dan Desa Pendem Kecamatan Janaperia Loteng.  Terakhir, kades hasil PAW Desa Durian, Kecamatan Janapria.

Pelantikan itu dilaksanakan Becingah Alun —Alun Tastura Praya tersebut dihadiri oleh, Bupati Loteng, H Moh. Suhaili FT, Wakil Bupati Loteng, HL Pathul Bahri, Plt Sekda, Kepala Kejaksaan, Ketua Pengadilan Negeri, Kapolres, Dandim dan semua SKPD Pemkab Loteng.

Bupati Loteng, H Moh. Suhaili FT menyatakan, setelah pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan ini dilaksanakan, semua kades telah resmi diamanahkan sebagai hadam maupun pelayan masyarakat.

“Semua kepala desa ini sekarang tidak hanya mempunyai tanggung jawab untuk kehidupannya sendiri, melainkan bertanggung jawab atas kehidupan masyarakat desanya. Selain itu, semua pikiran dan tenaga harus dicurahkan untuk desa yang dipimpinya,”  kata Bupati Loteng, kemarin.

Ia mengingatkan, Kades harus memimpin tanpa pilih kasih. Kalaupun mungkin pada saat pemilihan sebelumnya, ada yang tidak memilih atau lain dukungan, para kades jangan menyimpan dendam, terlebih tidak akan melayani masyarakat tersebut.

“Saya minta tidak ada balasan dendam. Tidak ada balasa jasa. Rangkul semua elemen, bersatu untuk membangun desa yang dipimpin,” jelasnya.

Ia mengungkapkan, paling penting juga adalah, masyarakat yang sebelumnya menjadi pesaing dalam pilkades juga harus diajak untuk membangun desa setempat.  Karena, pastinya dia sebelumnya mencalonkan diri tentu karena mempunyai tujuan yang sama.

“Semua mempunyai tujuan yang sama.  Makanya, ajak semua pesaing dalam Pilkades. Dekati mereka, jangan menunggu dia datang ke kantor kalian. Kemajuan desa merupakan tanggung jawab kita bersama,” ujarnya.

Ia mengaku, pihaknya sangat mengapresiasi pada semua pihak, karena telah bekerja sama dalam mensukseskan pelaksanaan dari Pilkades.  Sehingga berjalan dengan seperti harapan bersama.

 “Saya juga sangat berterima kasih pada semua panitia yang telah  bekerja, dan berjuang melaksanakan Pilkades, meski diterpa dengan kondisi seperti sekarang ini,” tuturnya.

Ia menjelaskan, pembangunan desa ini tujuanya tidak lain untuk kesejahtaraan masyarakat.   Baik itu, untuk penggerak ekonomi maupun lainnya.  Tapi demikian, itu tidak akan berhasil jika masyarakat tidak bersatu.  Karena memang, kedepanya pembangunan di tingkat desa  ke depan bukan semakin ringan, malah akan semakin berat.

Apalagi, sekarang Lombok Tengah sedang diuji dengan keberadaan KEK Mandalika, yang menjadi program strategis nasional.  Kemudian pembangunan —pembagunan untuk kemajuan pariwisata lainnya.

“Saya tidak ingin masyarakat kita nantinya hanya menjadi penonton di kemajuan Loteng ini. Jadi kades dari sekarang harus mempersiapkan masyarakatnya,” tuturnya.

Ditambahkan, ruang lingkung pembangunan desa sangat luas. Kades harus mempunyai kepekaan lingkungan yang tinggi. Artinya, segala potensi yang di lingkungan masing-hasil harus bisa dimanpaatkan dengan betul.

 “Harus trampil dan bisa melihat potensi yang ada di desanya masing-masing. Jangan  malah menjabat kades,  para kades gensi atau sebagai menjadi raja raja kecil di wilayanya,” tekannya.

Pihaknya meminta pada DPMD untuk memberikan pembekalan khusus pada semua kades terpilih ini. Bila perlu pembekalan yang dilakukan seperti pelatihan militer.

“Terlebih saya melihat sekarang, kebanyakan yang menjadi kepala desa adalah dari kalangan muda,” ucapnya. (jay/buy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *