MATARAM– M. Agnia Ul Ulum, alumni Pondok Pesantren Al-Aziziyah, Lombok Barat, NTB, terpilih sebagai Imam dan Khatib di Uni Emirat Arab (UEA). Di antara 28 orang terpilih dari berbagai provinsi di Indonesia, Ulum menjadi satu-satunya perwakilan dari NTB yang berhasil lolos semua tahap seleksi, mulai dari tes administrasi, tes online, hingga wawancara langsung.
Awalnya, Ulum hanya mencoba mendaftar setelah mendengar informasi dari pamannya tentang pendaftaran calon imam dan khatib oleh Kementerian Agama (Kemenag). “Saya sempat kaget ternyata jumlah pendaftar hampir 500 orang se-Indonesia,” ujar Ulum, Minggu (21/07/2024).
Setelah melewati tahap pertama dan kedua yang mencakup tes online dan tes tulis tentang fiqh, tajwid, bahasa Arab, dan modernisasi beragama (wasatiyah), Ulum berhasil maju ke tahap berikutnya. Tahapan terakhir adalah tes wawancara langsung oleh dewan juri dari UEA, yang meliputi kemampuan berbahasa Arab, pengetahuan fiqh, modernisasi agama, membaca kitab gundul, dan hafalan Al-Quran 30 juz. “Alhamdulillah saya berhasil melewati rangkaian tes tersebut,” kata Ulum.
Pengalaman berkuliah di International University of Africa, Khartoum, Sudan, hingga semester 6, meskipun harus kembali ke Indonesia karena konflik, membantunya dalam wawancara langsung. “Saya di Sudan selama 3 tahun, namun karena konflik saya meninggalkan Sudan dan melanjutkan kuliah di STIT Al-Aziziyah,” jelasnya.
Ulum berpesan kepada santri yang menggeluti bidang Al-Quran untuk terus semangat dan belajar, serta berterima kasih kepada pengasuh Ponpes Al-Aziziyah yang telah membimbingnya sejak menjadi santri baru pada tahun 2014. “Alhamdulillah saya senang bisa mewakili NTB sebagai Imam dan Khatib di UEA, terima kasih guru-guru saya, terima kasih TGH Fathul Aziz Mustafa atas ilmu, doa, dan dukungannya selama ini,” kata Ulum.
Program Imam dan Khatib di Uni Emirat Arab ini merupakan program tahunan Kementerian Agama yang dimulai sejak 2017, sebagai bagian dari kerja sama antara Indonesia dan UEA. (hans)