LOBAR– Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tripat Gerung Lombok Barat (Lobar) menjadi Pilot Project nasional Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Rujukan (SIHREN). Program digagas Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI bekerja sama dengan Bank Dunia (World Bank) dan lembaga pendanaan internasional lainnya, membantu RSUD milik Pemkab Lobar itu dalam bantuan alat kesehatan (Alkes). Berkat kesiapan sarana dan prasarana RSUD Tripat yang dinilai paling unggul dalam menerima bantuan alkes canggih senilai puluhan miliar rupiah.
Bantuan alkes tersebut berfokus pada layanan prioritas Kanker, Jantung, Stroke, dan Urologi (KJSU). Puncaknya, pada Jumat (21/11) lalu tim gabungan dari World Bank, Asian Infrastructure Investment Bank (AIIDB), Asian Development Bank (ADB), Islamic Development Bank (IsDB), dan Kemenkes RI langsung meninjau pemasangan fisik alkes di RSUD Tripat.
Alkes mutakhir itu didatangkan langsung dari Belanda. Meliputi Cathlab (Laboratorium Kateterisasi Jantung), CT Scan 64 Slices, Mammografi, dan Cytotoxic Filing Cabinet. Alkes ini menempatkan RSUD Tripat sebagai garda terdepan di Indonesia yang siap memberikan layanan intervensi jantung dan diagnostik yang komprehensif.
Kepala Tim Kerja Pinjaman dan Hibah, Biro Perencanaan dan Anggaran Kemenkes, Budi Perdana menjelaskan bahwa dukungan ini merupakan bagian dari upaya nasional untuk pemerataan fasilitas kesehatan.
“Tujuannya untuk pemenuhan alat kesehatan, fokusnya pada KJSU, bukan cuman di Lombok saja, ini di seluruh Indonesia kita lakukan. Tapi memang Lobar (Lombok Barat) masuk tahap pertama yang semi menerima,” jelas Budi.
Ia menambahkan, RSUD Tripat menjadi rumah sakit pertama yang menerima alkes ini. Sebab RSUD plat merah milik Lobar itu yang paling siap dan mumpuni. “Pengiriman alat, pengadaan alat akan tergantung kesiapan dari Faskes yang sudah ready,” imbuhnya. Total alkes yang disalurkan pada tahap awal ini diperkirakan mencapai Rp20 miliar untuk memenuhi kebutuhan KJSU, dengan nilai total bantuan yang diestimasi mencapai Rp60 miliar hingga Rp100 miliar sampai tahun 2027,” ucapnya.
Kecepatan dan keseriusan RSUD Tripat dalam menyiapkan ruang dan infrastruktur pendukung alkes, seperti listrik dan fasilitas lainnya, menjadi alasan utama dipilihnya rumah sakit ini sebagai pilot project. Kesiapan yang melampaui ekspektasi ini bahkan membuat perwakilan bank pendonor penasaran dan datang langsung untuk melakukan pengecekan.
Direktur RSUD Tripat Gerung, dr. H Suriyadi bangga atas pengakuan internasional atas rumah sakit Lobar. “Kami menjadi yang pertama diberikan bantuan alat ini karena dari hasil peninjauan visitasi tim Kemenkes, RSUD Tripat yang terbaik dalam penerimaan Alkes ini. Jadi ini jadi pilot project percontohan rumah sakit-rumah sakit lain di Indonesia, seperti inilah cara kita menyiapkan alkes ini,” ujar dr. Suriyadi.
Pihak World Bank dan bank pendonor lain, termasuk AIIDB, ADB, dan IsDB, sangat puas dengan hasil peninjauan.
“Mereka bahkan tidak menyangka kalau kota kecil seperti Gerung yang mereka belum kenal itu di mana, makanya mereka penasaran ke sini. Kok di sini malah terbaik di Indonesia, kesiapannya,” tambahnya.
Ini menjadi sejarah baru di Lobar memiliki alkes yang mutahir. Cathlab yang telah terpasang saat ini tinggal menunggu izin operasional.
Sementara itu, alkes lain seperti CT Scan 64 Slices yang lebih canggih dari yang dimiliki RSUD sebelumnya (16 Slices) akan segera dikirim, kemungkinan besar pada Desember tahun ini.
Salah satu keunggulan program bantuan ini adanya garansi operasional alkes hingga empat sampai lima tahun ke depan. Hal ini memberikan ketenangan bagi pihak RSUD, sebab jika terjadi kerusakan, tim Kemenkes akan berkoordinasi langsung dengan vendor untuk penanganannya.
Dengan tambahan fasilitas ini, dr. Suriyadi memastikan mutu pelayanan RSUD Tripat akan meningkat drastis. Selama ini, pasien jantung dengan kegawatdaruratan sering harus dirujuk ke RS Mataram atau RSUP.
“Dengan adanya Alkes ini tidak perlu lagi merujuk pasien, karena untuk penanganan kegawatdaruratan jantung bisa ditangani di RSUD Tripat. Lebih penting, ini bisa meningkatkan keselamatan pasien,” tegasnya.
RSUD Tripat juga telah mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten. Dua dokter spesialis jantung, salah satunya telah selesai pendidikan radiologi intervensi untuk mengoperasikan Cathlab, serta dokter neuro intervensi, perawat, dan radiografer telah dikirim untuk peningkatan kapasitas layanan. Kedatangan tim World Bank dan lembaga pendanaan dunia lainnya menunjukkan komitmen kuat Indonesia dalam meningkatkan pelayanan kesehatan. Ketua Tim dari World Bank, Lander Bosch, menjelaskan bahwa pihaknya bekerja sama dengan Kemenkes RI untuk membantu ribuan alkes, tidak hanya bagi rumah sakit rujukan, tetapi juga Puskesmas di seluruh Indonesia.
“Kami di Bank Dunia bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan membantu dalam bidang kesehatan antarnegara,” jelas Lander Bosch.
Ia memaparkan bahwa Indonesia adalah negara dengan visi kuat di bidang kesehatan, dan RSUD Tripat di Lombok Barat menjadi simbol implementasi yang berhasil.
“Kami rasa, RSUD Tripat di Lombok Barat adalah rumah sakit pertama yang kami bantu kirimkan alat Cathlab ini untuk menangani penyakit kardiovaskular,” papar Lander.
Lander Bosch berharap RSUD Tripat dapat menjadi contoh bagi rumah sakit lain yang akan menerima program serupa.
“Visi ini adalah proyek ambisi di bidang kesehatan Indonesia. Ini akan menjadi rumah sakit percontohan yang mempersiapkan diri dengan baik untuk menerima program Kementerian Kesehatan. Ini rumah sakit yang pertama. Bisa menjadi contoh bagi rumah sakit lain yang akan menerima program seperti ini,” pungkasnya.(win)