MATARAM – Ribuan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) mulai kembali ke NTB di tengah merebaknya Covid-19. Kebanyakan mereka pulang melalui jalur Batam (darat). Jumlah mereka akan terus bertambah hingga sampai Lebaran tiba.
Anggota DPRD NTB, Khairul Rizal mengaku mengetahui proses pemulangan mereka. Saat tiba di Pelabuhan Lembar, dia diperiksa oleh pemerintah. Begitu juga setibanya di Terminal Mandalika juga dicek petugas.
Pengambilan jalur darat menurutnya agar lebih mudah. Sebab pemeriksaan melalui jalur udara sangat ketat. Ini terlepas dari mereka yang gelap atau resmi.
“Tapi harusnya Bupati/Walikota koordinasi dengan Dishub NTB supaya mereka bisa dijemput di pelabuhan/terminal. Jadi sebelum pulang ke rumah masing-masing, mereka diperiksa terlebih dahulu,” saran politisi NasDem itu.
Suami dari Wakil Gubernur NTB itu mengatakan, Pemprov sudah melaksanakan ikhtiarnya, dengan menempatkan tim di Pelabuhan Lembar dan Terminal Mandalika. Sehingga dalam hal ini dibutuhkan peran aktif kabupaten/kota.
“Kalau hanya Provinsi kan tidak bisa dikawal sampai kabupaten. Seharusnya kabupaten yang jemput mereka lalu dikawal pulang ke daerahnya masing masing,” sarannya.
Menurutnya koordinasi dalam hal ini sangat perlu. Ia mencotohkan Bupati Lombok Timur yang sudah koordinasi sedang menyiapkan bus jemputan dan pemeriksaan. Hal sama bisa juga dilakukan oleh kepala daerah lainnya.
“Pemkab menyiapkan bus jemputan ke pelabuhan, bandara, dan terminal untuk jemput TKI/TKW warga yang pulang, agar langsung dibawa ke rumah sakit untuk didata dan diperiksa. Nanti baru dikoordinasikan dengan kepala desa masing-masing dan dikarantina di rumahnya selama 14 hari,” ungkapnya.
Sementara itu Kepala Dinas Tenaga Kerja Provinsi NTB, Muh Agus Patria membenarkan banyaknya TKI yang sudah pulang ke Bumi Gora. Bahkan jumlahnya mencapai 1.305 orang sejak Februari sampai Maret ini. Namun Agus tidak memastikan mereka pulang karena Corona atau tidak yang pasti dalam rekapannya para TKI itu pulang lantaran habis masa kontrak kerja dan mereka yang bermasalah.
“Datanya ada 55 orang bermasalah, TKI yang sakit dua dan meninggal delapan orang. Sisanya mereka pulang karena habis masa kontrak,” ungkapnya.
Dari data tersebut mayoritas TKI pulang dari Malaysia sebanyak 1.289 orang atau 98,77 persen. Disusul dari dari Arab Saudi enam orang atau 0,46 persen, Brunei Darussalam lima orang atau 0,38 persen, Bahrain tiga orang atau 0,23 persen, kemudian Singapura dan Oman masing-masing satu orang 0,08 persen.
“Yang data ini data keseluruhan yang pulang baik lewat Batam langsung dari beberapa negara menuju NTB,” ungkap Agus terpisah.
Detail data yang disampaikan Disnaker sendiri yang berasal dari Lombok Timur sebanyak 626 orang. Dari Lombok Tengah sebanyak 436, Lombok Barat 203 orang, Lombok Utara 24 orang, Kota Mataram 13 lalu dari Sumbawa, Sumbawa Barat dan Bima masing-masing satu orang.
Khusus untuk Untuk Lombok Timur lanjut Agus, sebarannya paling banyak dari Kecamatan Aik Mel sebanyak 54 orang. Berlanjut Jerowaro 28, Keruak 17, Labuhan Haji 32, Masbagik 43, Montong Gading 28, Pringgabaya 50, Prianggasile 37, Sakra 36, Sakra Barat 16, Sakra Timur 30, Sambelia 10, Selong 20, Sembalun 6, Sumur 61, Sukamulia, 21, Suralaga 33, Suwela12, Terara 39 dan Wanasaba 53.
Lalu di Lombok Tengah yang berasal dari Batukliang 44 orang, BKU 36, Janapria 61, Jonggat 32, Kopang 54, Praya 47, Praya Barat 26, Praya Barat Daya 29, Praya Tengah 29, Praya Timur 24, Pringgarata 43 dan Pujut 11 orang.
Sementara di Lobar sendiri dari Batu Layar 3 orang, Gunungsari 11, Lingsar 20, Narmada 25, Kediri 20, Labuapi 22, Kuripan 6, Gerung 41, Lembar 23 dan Sekotong 32 orang. Di Mataram TKI dari Ampenan 3 orang, Mataram 2, Sandubaya 3 dan Sekarbela 5 orang. Dan di Lombok Utara dari Bayan 9 orang, Gangga 12 dan Kayangan 3 orang.
Terakhir di Kabupaten Sumbawa berasal dari Kecamatan Alas satu orang, Sumbawa Barat di Taliwang satu orang dan di Bima lokasinya di Sape satu orang.
Agus mengatakan, setiap TKI yang pulang dari Batam Pemprov menerima langsung informasi identitas mereka dari petugas di Batam langsung. Seperti di tanggal 27 Maret lalu satu TKI Asal NTB juga pulang dari Batam.
Sementara itu Kepala Dinas Perhubungan NTB, Lalu Bayu Windia menjelaskan, Pemprov sangat siap menerima warga NTB yang mau pulang. Meski sebenarnya melalui maklumat yang dikeluarkan Gubernur mereka dianjurkan tidak pulang untuk sementara waktu.
“Tapi kalau dia harus pulang karena mendesak ada keperluan untuk apa kita larang. Tapi kita siapkan prosudur,” kata Bayu yang juga dikonfirmasi terpisah.
Bayu menjelaskan awal April ini tidak hanya banyak warga NTB akan pulang dari Luar Negeri (TKI) tetapi juga informasinya banyak santri dari Jawa juga akan pulang. Mereka semuanya hendak berpuasa di Lombok.
“Jumlahnya belum kita tau. Yang jelas banyak ada pelajar ada mahasiswa termasuk ada juga TKI,” katanya.
Namun bagi mereka yang mau pulang ada aturannya. Pertama dicatat alamat lengkapnya dengan nomor handphone kemudian dari daerah mana dia berkontak. Dalam kebijakan pemerintah lanjut Bayu, siapa pun orang datang ke NTB dianggap Orang Dalam Pemantauan (ODP). Sebelumnya pemerintah akan memberikan dia mengisi data di Kartu Waspada Sehat. Di situ direkam datanya ada form yang harus mereka isi.
“Itu dikasi waktu beli tiket. Di atas kapal dia isi data mereka kemudian di Lembar saat turun kartu itu akan diambil. Kartunya disobek dikasi petugas satu buat dia (penumpang). Kita juga kasi kartu untuk ditempel di rumahnya bahwa. Isinya dia baru datang (dari luar negeri luar daerah) dan isolasi diri karantina diri,” jelas Bayu menyampaikan prosudur setiap yang pulang ke NTB.
Di setiap pintu masuk datang Dishub bekerja selama 24 jam bersama KKP. Di pelabuhan dan bandara. Di Bima di Pelabuhan Kayangan Poto Tano sampai ke Sape.
“Kita berhubungan dengan KKP Provinsi dan kabupaten/kota,” jelasnya.
Bayu menyinggung penumpang yang tiba di Terminal Mandalika. Dimana setiap penumpang bus dicek saat turun. Diakuinya, banyak suhu tubuh penumpang lebih dari 38 derajat celsius. Aturannya setiap penumpang yang suhunya di atas 37,5 petugas terminal diminta segera menghubungi Dikes.
“Setelah istirahat di tempat sekitar satu sampai dua jam, Dikes tes lagi dan ternyata semuanya di bawah 37 derajat celsius. Jadi tidak ada masalah,” ceritanya. (jho)