KHOTIM/RADARMANDALIKA.ID MEMPRIHATINKAN: Seorang warga saat menunjukkan tembok rumah yang akan roboh, kemarin.

PRAYA – Ratusan warga Desa Arjangka, Kecamatan Pringgarata gagal masuk sebagai penerima bantuan rumah tahan gempa (RTG), kendati bangunan rumah mereka rusak dampak dari gempa bumi tahun 2018. Data yang diperoleh, ada 268 rumah dampak gempa bumi di desa ini tidak tersentuh perbaikan. Baik masuk dalam kategori rusak berat bahkan ringan.
Sahlun warga Dusun Dasan Baru Jabon Utara Desa Arjangka mengaku belum mendapatkan bantuan apapun selama ini. Dia menceritakan bangunan rumah dengan ukuran 6 x 4 meter yang dia tinggal dulu rusak parah dan terpaksa dirobohkan karena khawatir dapat membahayakan keselamatannya.
“Rumah saya dulu pakai bata mentah yang tidak dibakar dan rusak sangat parah makanya saya robohkan,” ungkapnya kepada media, pekan kemarin.
Sahlun mengatakan, dulunya kurang lebih satu tahun dirinya menanti namun tak kunjung ada dan terpaksa tinggal di bawah tenda dengan menggunakan terpal.”Lama-ama saya mengungsi ke rumah anak saya,” ceritanya.

Warga satu ini mengaku sudah sangat sering meminta bantuan ke pemerintah desa hanya untuk perbaikan tembok, namun tidak digubris. Parahnya lagi, dalam usulan penerima bantuan RTG namanya justru tidak keluar untuk menerima bantuan.

Pria 50 tahun ini juga mengeluhkan karena sudah banyak tim yang turun baik dari pemerintah desa, dinas, fasilitator dan linnya namun tidak ada tindaklanjutnya.
“Anak saya sebentar lagi akan pulang dari Malaysia dan akan menempati rumahnya. Saya tidak tahu lagi mau tinggal dimana, saya bingung orang kaya banyak dapat,” sentilnya.

Ditambahkan warga lainnya Hirjan. Dimana, rumahnya mengalami rusak berat namun sejak gempa di tahun 2018 sampai saat ini belum ada perbaikan.
“Tembok bangunan saya sudah bergeser, saya tidak ada uang untuk memperbaiki,” ungkapnya.
“Maknya saya paling bersikeras tidak mau merobohkan rumah saya dulu, mau tinggal dimana bersama anak istri,” sambungnya.
Warga ini mengaku, sering sekali di-survei baik dari desa bahkan disebut rumah miliknya layak mendapatkan kategori rusak berat namun sampai detik ini tidak ada perbaikan.
“Kami juga sempat cemburu bahkan bisa dikatakan orang yang lebih berada dari pada kami yang mendapatkan,” sentilnya.

Kades Arjangka, HM Nasri yang dikonfirmasi mengatakan bahwa pihaknya selalu melakukan pelayan maksimal kepada masyarakat, kades berharap tidak ada masyarakat yang memiliki rumah tidak layak huni.
Dibeberkannya, tahun 2018 jumlah yang diusulkan pemdes 768 unit rumah, sementara masih banyak data yang belum dimasukkan ke data penerima bantuan.

Dijelaskannya, tahap rekon gempa dari tahap satu dan dua, dia sudah melakukan dan memberikan bantuan sekitar 500 unit untuk semua spesifikasi, namun sampai saat ini sekitar 268 unit belum tersentuh bantuan.
“Kami sudah komunikasi dengan BPBD dan Perkim namun kami mendapatkan jawaban tidak masuk kriteria,” katanya.
Adapun yang masih belum tersentuh bantuan perbaikan rumah rusak berat sekitar 15 unit, rusak sedang 25 unit , dan rusak ringan sekitar 228 unit sehingga total sisanya yang belum tersentuh 268 unit.(tim)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 285

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *