Puluhan Pelamar CPNS Tak Ikut Tes SKD
MATARAM – Puluhan pelamar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kota Mataram tidak hadir mengikuti tes Seleksi Kompetensi Dasar (SKD), dengan sistem online lewat Computer Assisted Test (CAT). Pada sesi pertama tes SKD, sebanyak 46 peserta ternyata absen. Tanpa diketahui pasti alasan mereka tidak ikut tes SKD.
Hal itu diungkapkan Wali Kota Mataram, H Ahyar Abduh di sela-sela insapeksi mendadak (Sidak) pada hari pertama pelaksanaan tes SKD CPNS di gedung SMKN 3 Mataram, kemarin. Diakuinya, banyak peserta yang tidak hadir mengikuti tes SKD pada sesi pertama. “Dari 100 peserta di sesi pertama, yang tidak hadir itu 46 peserta. Kenapa tidak hadir, sampai sekarang belum ada keterangan jelas,” kata dia.
Dalam kunjungan itu, Wali Kota dua periode itu ditemani Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Mataram, H Effendi Eko Saswito, Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM), Baiq Nelly Kusumawati, Asisten I Setda Kota Mataram, Lalu Martawamg, Asisten II Setda Kota Mataram, H Mahmuddin Tura, serta sejumlah Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya.
Pelamar CPNS Kota Mataram yang berhak mengikuti tes SKD sebanyak 4.612 orang. Pelaksanaan tes SKD CPNS di ibu kota Provinsi NTB akan berlangsung selama 10 hari, mulai tanggal 3 Februari 2020 di gedung SMKN 3 Mataram. Tes SKD diadakan dengan lima sesi setiap hari. Per sesi diikuti oleh sebanyak 100 orang. Sehingga, ada 500 pelamar yang dijadwalkan akan mengikuti tes SKD setiap hari.
“Saya berharap kepada semua peserta yang dinyatakan berhak mengikuti seleksi ini supaya bisa hadir tepat waktu,” pinta Ahyar.
Dia menepis jika ada peserta tes SKD yang absen dikarenakan kurangnya sosialisasi dari Pemkot Mataram dalam hal ini oleh BKPSDM. Sebab klaim dia, selama ini Pemkot yang paling gencar melakukan sosialisasi terkait pelaksanaan rekrutmen CPNS. Baik lewat media sosial (Medsos) maupun dari portal lewat website yang dimiliki BKPSDM Kota Mataram sendiri. “Bisa saja yang 46 orang mungkin keterlambatan hadir. Tadi ada informasi ada yang datang dari Lombok Timur. Sehingga, sampai batas waktunya tidak bisa ikut,” beber Ahyar.
Sebanyak 4.611 pelamar CPNS Kota Mataram akan bersaing untuk memperebutkan 275 formasi. Dengan rincian, sebanyak 177 formasi tenaga pendidik atau guru, 76 formasi tenaga kesehatan dan untuk tenaga teknis hanya 22 formasi. “Ikuti seleksi ini dengan baik. Saya harapkan formasi yang sudah disediakan 275 itu agar bisa terpenuhi atau terisi karena itu kebutuhan kita di Kota Mataram,” pesan Ahyar.
Ahyar meminta agar semua peserta tetap mempersiapkan diri sebaik mungkin. Pun, agar tetap percaya diri dan tidak mudah percaya kepada oknum yang tidak bertanggungjawab yang menjanjikan kelulusan. Karena, tes SKD dilaksanakan secara terbuka dengan sistem CAT. Dimana, peserta dan siapapun dapat melihat langsung hasil tes SKD karena ditampilkan pada layar monitor berada di halaman luar yang sudah disiapkan panitia.
“Jangan percaya sama janji-janji. Mungkin ada pihak-pihak yang menjanjikan membantu, tidak ada itu. Karena semuanya transparan dengan sistem yang ada sekarang. Peserta masih di dalam ruangan, sudah kelihatan apa hasilnya,” tegas dia.
Terpisah, Kepala Bidang Pengembangan Aparatur pada BKPSDM Kota Mataram, H Ahmad Mujahiddin mengungkapkan, sebanyak 46 pelamar CPNS yang tidak mengikuti tes SKD pada sesi pertama itu dari pelamar formasi SMK. Namun, ada juga pelamar yang ternyata tidak hadir pada sesi kedua tes SKD. “Jadi formasi SMK kan dua. Yang daftar sekitar 150 orang,” sebut dia.
Jumlah pelamar di Kota Mataram 4.611 orang. Mereka akan merebut 275 formasi yang telah dijatahkan oleh pemerintah pusat. Tes SKD akan berlangsung selama 10 hari, mulai tanggal 3-12 Februari 2020. Dengan lima sesi setiap hari. Kecuali pelaksanaan tes SKD pada hari terkahir ada dua sesi. “Cuma di tanggal 12 itu ada dua sesi. Jadi, isinya ada 55 dan 50 pelamar,” tutur Muja.
Setiap sesi sebut dia, peserta tes SKD diberikan waktu 90 menit untuk menjawab 100 soal. Terdiri dari soal Tes Karakteristik Pribadi (TKP) sebanyak 35 butir, Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) ada 30 butir soal dan Tes Intelegensia Umum (TIU) ada 35 butir soal. Ambang batas atau passing grade masing-masing jenis soal mengalami penurunan. Tidak seperti pelaksanaan tes SKD CPNS tahun 2019.
“Ambang batas turun untuk formasi tahun ini. Yang pertama TWK 65, TIU 60 tetap dengan tahun kemarin dan TKP 126 yang kemarin kan 143 banyak yang tidak memenuhi passing grade di TKP,” beber Muja.
Salah seorang peserta tes SKD pada sesi pertama dengan formasi SMK/Otomotif, Taufik mengaku mengalami kesulitan dalam menjawab soal. Apalagi menurut dia, diberikan waktu yang cukup singkat untuk menyelesaikan 100 butir soal dengan waktu 90 menit. Namun, dia mampu menyelesaikan semua soal yang ada. Baik soal TWK, TKP dan TIU. Hasil nilai tes SKD-nya yang keluar yaitu 302 dari semua jenis soal.
“Yang sulit itu soal TWK. Malah yang tidak kita dipelajari ternyata tidak keluar. Tapi semua soal saya jawab,” tutur pria yang berasal dari Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah itu. (zak)