PRAYA – Ada apa dengan program desa seribu sapi dari kementerian pertanian (Kementan) RI untuk lima desa di Lombok Tengah?. Pasalnya, program ini sampai dengan sekarang belum tuntas penyaluran bantuan sapi untuk kelompok di bawah.
Hajatan awal program ini untuk warga atau kelompok di lima desa penunjang KEK Mandalika di Kecamatan Pujut. Di antaranya, Desa Mertak, Desa Sukadana, Desa Pengengat, Desa Teruwai dan Desa Bangkat Parak. Masing kelompok akan diberikan bantuan sapi 200 ekor.
Ketua Kelompok Ter Tani Desa Pengengat, Ade Kirman mengatakan pihaknya sampai saat ini baru menerima 100 ekor sapi jantan dan 36 betina dari jumlah yang dijanjikan 100 ekor jantan dan 100 ekor betina.
“Tinggal betina 64 ekor belum datang, infonya semalam sudah sampai Lembar dan akan dilakukan karantina, mengingat sapinya dari Jawa,” ungkapnya kepada media, pekan kemarin.
Ia menceritakan, betina yang didatangkan saat ini merupakan varian yang bukan hanya brahman cross, namun juga ada jenis limosin, dan akan disilangkan dengan pejantan sapi Bali yang telah datang terlebih dahulu dengan dilakukan skema injeksi.
“Adapun sapi yang baru datang awalnya sempat sakit, namun sudah sembuh, saya menduga karena jauh dikirim dan sapi masih sempoyongan,” katanya.
Ia mengaku, pihaknya tidak khawatir soal pakan di musim kemarau, mengingat sudah ada penyediaan sumur bor yang bisa dipakai menjadi sarana mengairi ladang rumput gajah yang harus tetap tersedia .
“Tidak ada masalah kalau pakan,” yakinnya.
Sementara beberapa kepala desa di lima desa penerimaan bantuan sapi yang dikonfirmasi wartawan Radarmandalika.id enggan mau bicara ke media terkait bantuan sapi ini.
Sebelumnya, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) NTB, Budi Septiani langsung turun gunung bersama jajarannya ke wilayah penyaluran bantuan desa seribu sapi di Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, Senin beberapa bulan lalu.
Pihak dinas turun menindaklanjuti adanya keluhan warga penerima bantuan dari Kementerian Pertanian (Kementan) yang diperuntukkan di lima desa di Kecamatan Pujut.
“Ini saya sedangklarifikasi di kelompok. Tidak ada yang mengeluhkan, itu malah mereka bersyukur. Jangankan Sapi kambing aja yang dibantu mereka sangat bersyukur. Ini kata ketua kelompoknya di lokasi,” tegas Budi Septiani saat memberikan klarifikasi.
Dia mengakui, ada perubahan spek sapi yang diberikan kepada kelompok. Memang rencana awal akan diberikan sapi jenis Brahman Cross asal Australia. Tetapi melihat waktu yang tidak memungkinkan, sehingga diubah yaitu boleh diberikan sapi lokal.(tim/jho)