MATARAM – Wakil Gubernur NTB, Sitti Rohmi Djalillah bersama keluarganya dinyatakan positif terpapar Covid-19. Wagub diduga tertular melalui pembantunya. Wagub diketahui positif korona Jumat lalu usai dilakukan swab.
Wagub Sitti Rohmi Djalillah Minggu kemarin menyempatkan diri mengirimkan pesan pendek dalam bentuk video.
Dalam video berdurasi satu menit tersebut, Rohmi mengaku kondisinya baik, sehat dan tetap beraktifitas seperti biasa walaupun terkena covid 19. Wagub berpesan kepada masyarakat NTB agar tetap menjaga protokol covid 19 dan mensukseskan vaksinasi di NTB.
“Pesan saya ke masyarakat mari taat prokes agar kita bisa saling melindungi dan semoga proses vaksinasi di NTB bisa berjalan dengan lancar dan cepat,” ajak Wagub.
Sementara, suami Wagub, Khairul Rizal membenarkan dirinya bersama istri positif Covid-19.”OTG nike, Alhamdulillah walaupun positif, kondisi baik, tidak bergejala, mungkin pengaruh Vaksin-19 sudah bekerja. Bibik yang kerja di pendopo sempat pulang kampung, baliknya bawa virus Covid-19. Bibik nike tiba-tiba hilang penciuman, langsung diswab dan positif. Baru kami yang lain diswab dan positif,” ungkap pria yang juga politisi NasDem itu.
Terpisah, Sekwan DPRD NTB, Mahdi menjelaskan selain agenda kunjungan Dapil pekan lalu semua anggota DPRD NTB berkegiatan sebagai anggota Pansus. Saat ini masih ada Pansus yang dilaksanakan wakil rakyat.
“Masih ada 4 pansus sehingga seluruh anggota sudah tersebar di Pansus yang ada. Bisa saja (Khairul Rizal) melakukan kunjungan komisi, kunjungan Dapil tergantung anggota (masing-masing),” singkat dia.
“Suaminya juga positif, anak perempuan positif, yang anak laki-lakinya negatif. Semuanya hasil tracing dari pembantunya,” ungkap sebelumnya Asisten II Bidang Administrasi Umum Setda NTB, dr Nurhandini Eka Dewi yang dikonfirmasi.
Rohmi masuk kategori Orang Tanpa Gejala (OTG). Saat ini bersama keluarganya melakukan isolasi mandiri. Eka menjelaskan, kondisi orang nomor dua di NTB itu baik-baik saja.
Saat ini, pihaknya masih terus melakukan tracing siapa yang melakukan kontak erat baik di Mataram yaitu di Pendopo Wagub maupun di kantor kerja. Sebab jika ada satu yang positif harus ditracing sebanyak 25 orang. Sama halnya dengan pembantunya itu dimana setelah diketahui positif lalu dilakukan tracing sebanyak 25 orang.
“Dari yang ditracing banyak yang positif tapi lebih banyak yang negatif,” kata mantan Kadis Kesehatan NTB itu.
“Kebetulan kemarin banyak libur jadi ibu Wagub tidak banyak berkegiatan luar. Ndak begitu banyak acara,” tambahnya.
Saat ini yang sudah ditracing sebanyak 50 orang. Tracing itu masih terus dilakukan terlebih suaminya, Khairul Rizal yang merupakan anggota DPRD NTB perlu juga ditanya dengan siapa dia berinteraksi terakhir.
“Kita akan nanya kegiatan beliau terakhir kemana saja,” katanya.
Eka memaklumi Wagub bisa terpapar. Sebab biasanya jika di rumah jarang memakai masker apalagi di dalam rumah pembantunya dengan leluasa berinteraksi melayani setiap waktu.
“Pembantunya sumber utama, ikut meladeni semua. Kecenderungan di dalam rumah tidak pakai masker,” katanya.
Wagub sendiri sudah menjalani vaksin pertama pada 14 Januari. Kemudian vaksinasi kedua 28 Januari. Namun hal itu tidak menutup kemungkinan seseorang yang sudah tervaksin bisa tertular virus Covid-19.
Eka menjelaskan, mencegah penularan penyakit itu dengan selalu memakai Masker dan menerapkan protokol kesehatan kemudian mencegah penyakit itu dengan di vaksin. Sehingga untuk mencegah penularan penyakit dua duanya harus digabungkan.
Efek vaksin sinovac itu 65 persen. Yang divaksin antibodinya tidak langsung melonjak namun naek secara pelan pelan. Selama dia naek itu kalau kontak dengan orang yang positif yang jumlah virus kumannya banyak, lama lama bisa kalah perlindungan (antibodi) nya. Yang sudah divaksin sudah mempunyai antibodi (pelindung). Virus yang masuk tidak bisa semena mena. Vaksin itu akan terus melawan penyakit. Sehingga orang itu tidak ada gejala ternyata dia sakit. Positif itu menandakan ada virus ditubuhnya tetapi dia tidak muncul. Karena sudah dibentengi oleh vaksin
“Danrem dulunya (kasusnya) begitu,” kata Eka mencontohkan.
Anti bodi itu tidak langsung naek tinggi tapi pelan pelan. Jadi kalau orang yang divaksin bertemu orang yang virusnya banyak pasti antibodinya berperang dengan virus itu tetapi kalau bertemunya berkali kali di satu titik maka anti bodinya kalah membuat virus masuk.
“Virus masuk tapi virus tidak bisa bekerja merusak tubuh karena sudah divaksin,” jelas Eka.
“Meski sudah vaksin kedua tetap harus jaga diri agar antibodi nya naek terus,” katanya mengingatkan.
Kejadian yang menimpa Wagub itu tentu harus menjadi pembelajaran bahwa siapapun dan dimanapun bisa menajdi sumber penularan.
“Kita aman bersama keluraga, belum tentu. Kita penting gunakan masker dan sebagainya harus tertib,” katanya.(jho)